lpktrankonmasi.id, MotoGP - Minggu, (3/01/2025) Era 'Fantastic Four' dalam MotoGP merujuk pada dominasi empat pembalap legendaris: Valentino Rossi, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa, yang mendikte jalannya kejuaraan dari akhir 2000-an hingga awal 2010-an.
Keempatnya tidak hanya memiliki kemampuan luar biasa, tetapi juga membangun rivalitas yang membuat MotoGP semakin menarik. Nama mereka hampir selalu berada di jajaran teratas, menciptakan era keemasan yang sulit ditandingi.
Namun, seiring berjalannya waktu, dinamika persaingan MotoGP mengalami perubahan signifikan. Mantan manajer tim Suzuki, Livio Suppo, menyebut bahwa kini ada setidaknya 12 pembalap yang memiliki peluang untuk menjadi juara dunia. Hal ini menunjukkan bagaimana kompetisi semakin ketat, dengan tidak adanya dominasi absolut seperti pada era sebelumnya.
Memasuki musim 2024, Ducati menjadi kekuatan utama di grid MotoGP. Empat pembalap mereka—Jorge Martin, Pecco Bagnaia, Marc Marquez, dan Enea Bastianini—dijuluki sebagai 'Fantastic Four' versi baru. Mereka mendominasi dengan memenangkan 19 dari 20 balapan Grand Prix, kecuali di Circuit of The Americas (COTA) di mana Maverick Vinales dari Aprilia Racing berhasil merebut kemenangan. Dengan performa luar biasa ini, Ducati semakin menegaskan posisinya sebagai pabrikan yang harus dikalahkan.
Musim 2025 membawa babak baru dalam persaingan MotoGP. Marc Marquez, yang kini membela Ducati, langsung menunjukkan kualitasnya dengan meraih pole position pada seri pembuka di Thailand. Ia mengungguli Alex Marquez serta rekan setimnya, Francesco Bagnaia. Marquez tidak berhenti di situ—ia juga memenangkan sprint race, mengirimkan sinyal kuat bahwa ia adalah kandidat utama dalam perburuan gelar juara dunia tahun ini.
Kesuksesan Ducati dalam beberapa musim terakhir mencerminkan bagaimana tim-tim pabrikan harus terus beradaptasi untuk tetap kompetitif. Langkah Marquez bergabung dengan tim Borgo Panigale menjadi salah satu keputusan paling berani dalam sejarah MotoGP, yang kini semakin memperkuat dominasi Ducati di lintasan balap. Dengan pengembangan teknologi yang terus berlanjut, motor Desmosedici mereka tetap menjadi tolok ukur bagi pabrikan lain.
Di sisi lain, Yamaha dan Honda menghadapi tantangan besar untuk kembali ke papan atas. Yamaha berusaha meningkatkan performa M1 mereka agar lebih kompetitif, sementara Honda mengalami transisi sulit setelah kehilangan Marquez. Kini, Joan Mir dan Luca Marini diandalkan untuk membawa Repsol Honda kembali ke jalur kemenangan. Namun, dibandingkan dengan Ducati dan Aprilia, performa mereka masih tertinggal cukup jauh.
Dengan musim 2025 yang baru dimulai, persaingan diperkirakan akan semakin sengit. Kombinasi pengalaman dan bakat dari para pembalap papan atas menjanjikan aksi yang tidak terduga di setiap seri. Apakah dominasi Ducati akan terus bertahan, atau justru pabrikan lain akan bangkit dan menantang supremasi mereka? Hanya waktu yang akan menjawab bagaimana peta persaingan MotoGP berkembang ke depannya.
Penulis : Hilman Dani Aufar |
Editor : Hilman |