Mangkrak! Proyek Pembangunan Kantor MWC NU Tambelangan Sampang Diduga Jadi Sarat Penyimpangan


Proyek Kantor MWC NU Tambelengan Masih Belum Rampung (Foto: Istimewa)


Lpktrankonmasi.com, SAMPANG - Proyek pembangunan kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU), yang terletak di Desa Samaran, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, jadi sorotan warga. Pasalnya, pembangunan kantor yang di mulai dari tanggal 31 Agustus 2022, saat ini masih tahap pengerjaan. Sehingga pekerjaan pembangunan tersebut diduga menjadi sarat penyimpangan, Minggu (29/01/2023).

Hasil pantauan awak media saat ke lokasi pekerjaan proyek tersebut, pembangunan kantor MWC NU di Desa Samaran, Kecamatan Tambelangan, saat ini masih dalam tahap pengerjaan.

Menurut informasi dari sumber terpercaya berinisial (S), mengungkapkan bahwa proyek pembangunan kantor MWC NU tersebut bersumber dari dana hibah Provinsi Jawa Timur TA 2022 dengan besaran dana sekitar 800 juta.

Lebih lanjut S (inisial) memaparkan bahwa dari anggaran 800 juta, menurut informasi dari teman-temanya bahwa ada dugaan pemotongan sehingga dari anggaran 800 juta tersisa 523 juta.

" Itu proyek mas, anggaran 800 juta, kabar dari teman-teman NU itu ada pemotongan. Setelah dipotong tinggal 623 juta, dan dipotong pembelian tanah sebesar 100 juta, sisanya 523 Juta," ujar warga berinisial (S). Senin 23/01/2023.

Namun kata S (inisial), bahwa sampai saat ini bangunan tersebut mangkrak. Sebab menurutnya, pembangunan tersebut sudah di mulai dari tanggal 31 Agustus 2022 lalu.

"Seharusnya pembangunan itu selesai di pertengahan Desember atau awal Desember," tuturnya.

Adapun yang mengelola pekerjaan pembangunan kantor tersebut kata dia, itu sepenuhnya koordinator lapangan (Korlap) berinisial HK. 

"Dan seharusnya, walaupun Proyek kan teman-teman NU yang mengelola. Itu tidak, semua teman-teman NU dari tingkatan MWC, Ranting tingkatan desa, tidak ada ikut campur masalah bangunan itu, itu semua HK (inisial) yang mengelola. Mulai dari titik nol sampai sekarang," ungkapnya.

Lebih jauh, S (inisial) menuturkan, bahwa parahnya lagi, anggaran itu sudah tidak ada. Dan kabar tersebut terkuak saat dibahas dipertemuan timsus ranting NU. Tim khusus untuk mencari kekurangan dana untuk pembangunan kantor MWC NU.

"itu per desa menyebar amplop untuk meminta sumbangan untuk pembangunan. Karena kabarnya uang untuk pembangunan sudah habis," tuturnya.

" Secara akal, uang 800 juta kok bisa habis, sedangkan kalau dilihat dari bangunan uang 500 juta itu sudah jadi bangunan, karena ruangan sedikit, dan lebih banyak aula yang di dalam," imbuhnya.

Secara panjang lebar warga inisial (S) terus menerangkan bahwa per ranting itu, ditaruk amplop untuk minta se ikhlasnya kepada masyarakat. Jadi lanjut S (inisial), amplop tersebut di sebar kepada masyarakat untuk meminta sumbangan untuk pembangunan kantor MWC NU.

"Secara hukum kan tidak boleh mas, Soalnya itu proyek. Masak proyek kekurangan dana, lalu minta sumbangan, kan aneh gitu mas. Dan di amplopnya itu ber stempel MWC NU," ungkapnya.

Lebih jauh pria berinisial (S) sebagai masyarakat sekaligus orang NU, berharap bagaimana caranya kantor MWC NU itu cepat selesai. Atau ada penegak hukum agar bisa memproses pokmas dan bangunan itu kenapa mangkrak.

"Saya minta Korlapnya itu bertanggung jawab. Anggaran 800 kok sampai saat ini bangunan itu masih 60% pekerjaan Belum 100%. Dan itu juga lambat, seharusnya selesai di pertengahan atau akhir Desember. Akhir atau pertengahan Desember laporan sudah selesai itu. Ini kan sudah akhir Januari 2023. Itu seharusnya selesai di Desember tahun 2022. Tandasnya.

Sementara itu korlap pokmas pembangunan kantor MWC NU berinisial HK, saat dikonfirmasi media ini berkali-kali di hubungi melalui telepon selulernya dan via WhatsAppnya tidak merespon konfirmasi dari jurnalis Lpktrankonmasi.com.

Sedangkan Ketua Pokmas berinisial (AM) saat dikonfirmasi media ini membenarkan bahwa, dia yang memerintahkan ranting-ranting untuk meminta sumbangan. 

"Benar memang minta sumbangan, itu diperintahkan langsung oleh saya. Karena, saya banyak hutang untuk pembelian tanah sekitar 100 juta," ujarnya. 

Dia juga menyampaikan dengan nada emosi, siapa yang memberitahukan wartawan. Tolong pertemukan saya dengan orangnya, sudah sudah," tukasnya sambil mematikan telepon via What's App. (Ries/Tim)

Share this

Previous
Next Post »
Give us your opinion

Jangan lupa kebijaksanaan anda dalam berkomentar