Bali – Trankonmasi.com
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menutup kegiatan Business Matching tahap IV bertema 'Percepatan Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri oleh Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan BUMN' di Bali, Jumat, 7 Oktober 2022.
Sigit menjelaskan, semangat diselenggarakannya
kegiatan ini untuk mewujudkan target dari Presiden Indonesia Joko Widodo
(Jokowi) soal belanja APBN dan APBD di tahun 2022 untuk produk dalam negeri
yang berfokus pada pembelian barang atau jasa usaha mikro, usaha kecil, dan
koperasi, sebagaimana yang tertuang dalam Inpres Nomor 2 tahun 2022.
"Guna menyukseskan capaian target tersebut, Polri
menyelenggarakan kegiatan Business Matching yang merupakan salah satu wadah
untuk menjembatani antara para pelaku usaha dalam negeri dengan kementerian/lembaga,
pemerintah daerah dan BUMN," ujar Sigit.
Oleh karena itu, Sigit menyatakan, lewat kegiatan ini,
diharapkan para pelaku usaha dalam negeri dapat mengenalkan produk unggulannya.
Kemudian, kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan BUMN dapat menjelaskan
secara spesifik apa saja yang dibutuhkan. Lalu, pelaku usaha dalam negeri dapat
mengembangkan produk unggulannya sesuai kebutuhan. Dan, mampu memenuhi tingkat
kandungan dalam negeri (TKDN) sebagaimana telah diatur dalam RPJMN 2020-2024 bahwa
nilai TKDN ditargetkan mencapai sebesar 43,3 persen pada tahun 2020 dan naik
menjadi 50 persen pada tahun 2024.
Lebih dalam, Sigit mengungkapkan bahwa, pada Business
Matching tahap I, II dan III, telah menghasilkan komitmen belanja produk dalam
negeri oleh kementerian/lembaga, Pemda dan BUMN yang sudah terealisasi sebesar
49,83 persen.
"Angka capaian realisasi tersebut telah melampaui
target sebagaimana yang ditetapkan oleh Bapak Presiden. Namun tentunya kita
tidak boleh cepat berpuas hati, karena kita harus terus mendorong Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional," ucap Sigit.
Menurut Sigit, meningkatkan pertumbuhan perekonomian
nasional ini sangat penting untuk terus dikawal. Pasalnya, kata Sigit, Presiden
Jokowi, sudah menyampaikan terkait ketidakpastian yang tinggi di tingkat
perekonomian global. Salah satu faktornya adalah konflik Rusia dan Ukraina yang
melahirkan potensi krisis pangan dan energi, berujung pada ancaman krisis
ekonomi di seluruh negara.
Pemerintah Indonesia, disebutkan Sigit, sudah
melakukan antisipasi akan potensi ancaman yang dapat terjadi. Menurutnya, hal
itu dilakukan dengan upaya gencarnya transformasi ekonomi. Bahkan, dengan
adanya upaya keras dari Pemerintah dan dukungan seluruh elemen masyarakat, saat
ini, Indonesia menjadi negara yang mampu bertahan di tengah tantangan gejolak
ekonomi global. Atas hal itu, PBB memberikan kepercayaan terhadap Indonesia
sebagai Champions dari Global Crisis Response Group untuk penanganan krisis
global, baik krisis pangan, energi maupun keuangan.
Mantan Kabareskrim Polri ini memaparkan data soal
pertumbuhan perekonomian Indonesia di tengah dinamika global yang berkembang.
Pada triwulan II tahun 2022, Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,44 persen.
Capaian angka tersebut menempatkan Indonesia di peringkat keenam terbaik di
antara negara-negara G-20.
"Apabila kita mampu terus mempertahankan
pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen setiap tahunnya, diprediksi kita dapat
menjadi negara maju sebelum tahun 2045, dimana Indonesia diproyeksi akan
menjadi negara dengan perekonomian kelima terbesar di dunia, lebih dari 70
persen penduduk merupakan kelas menengah dan tinggal di perkotaan, serta
pendapatan perkapita mencapai Rp343 juta. Inilah cita-cita kita bersama yang
harus diwujudkan," papar Sigit.
Untuk terus mempertahankan tren positif tersebut,
Sigit mengajak kepada seluruh pelaku usaha dalam negeri untuk menyajikan produk
unggulannya di e-katalog yang disiapkan Pemerintah.
"Oleh sebab itu, silahkan bagi seluruh pelaku
usaha Indonesia segera daftarkan berbagai produk yang rekan-rekan miliki ke
e-katalog, sehingga mampu mempermudah menjangkau pasar dan akhirnya dapat
mendorong realisasi penggunaan produk dalam lokal/ dalam negeri," tutur
eks Kapolda Banten itu.
Dari segi internal, Sigit mengatakan, Polri juga telah
melakukan berbagai upaya guna mendukung realisasi penggunaan produk dalam
negeri. Diantaranya adalah, membentuk tim P3DN Polri, melaksanakan pembelanjaan
produk dalam negeri melalui e-katalog, membuat e-katalog sektoral Polri
sebanyak enam etalase produk.
Lalu, melaksanakan pelatihan peningkatan kemampuan
personel Polri dalam penghitungan tingkat komponen dalam negeri (TKDN),
mewajibkan belanja pengadaan barang/jasa dengan menggunakan produk dalam negeri
yang bersertifikat TKDN dari Kemenperin dan memberikan fasilitas konsultasi
kepada mitra Polri dalam proses pembuatan sertifikat TKDN yang bekerja sama
dengan Kemenperin, LKPP, dan Sucofindo.
Guna semakin menguatkan pertumbuhan perekonomian
nasional, Sigit juga menegaskan soal perlunya mendorong UMKM untuk menghasilkan
produk dalam negeri yang memiliki kualitas lebih baik dan mampu bersaing dengan
produk luar lainnya.
D Jpr