Www.lpktrankonmasi.com |
Lpktrankonmasi.com, SAMPANG - Baru seumur jagung dr Sukarno jadi Plt Direktur RSD Ketapang menggantikan dr Juan Zenniko. Kebijakannya dianggap tidak becus, karena ada salah satu keluarga pasien mengeluh saat dirawat di RSD Ketapang, Kabupaten Sampang, Jum at (26/08/2022)
Pasien yang dirawat di RSD Ketapang adalah pasien BPJS. Namun, masih dipungut biaya. Karena pasien tersebut tidak kunjung pulih saat dirawat, akhirnya keluarga pasien meminta surat rujukan. Namun, tidak diberi surat rujukan tersebut.
Anam (anak pasien) mengatakan, bahwa orang tua saya masuk ke RSD Ketapang mulai hari Sabtu (20/08/2022) siang, melalui jalur BPJS. Namun, pihak RSD Ketapang menyuruh keluarga kami untuk menebus atau membeli obat di luar, disebabkan stok obat di RSD Ketapang tidak ada.
"Untuk mengecek penyakit ibu saya melalui Laboratorium (Lab), kami juga mengeluarkan uang pribadi untuk membayarnya," kata Anam.
Menurut Anam, anehnya kenapa kalau peserta BPJS setiap perlu obat itu selalu tidak ada stoknya, kan aneh gitu mas," keluh Anam.
"Sehingga kita itu harus beli di apotek di luar, kita kan gak tau disuruh beli di luar apakah diganti, kan gak ada pemberitahuan dari pihak rumah sakit, kita orang awam. Taunya kalau BPJS itu gratis," ucapnya.
Lebih lanjut Anam mengatakan bahwa pihaknya menggunakan BPJS berharap tidak ribet dan bisa membantunya agar lebih mudah.
"Tapi kita masih di buat ribet kayak gini. Kami itu merasa tidak nyaman, sama halnya kita berobat dirumah, dan beli ke apotek," paparnya.
"Seharusnya di rumah sakit itu yang menerima pasien BPJS, itu stok-stok obat itu semuanya harus ada, sehingga pasien kalau butuh obat kalau mencari obat tidak kemana-mana," tegasnya.
Adapun resep terkait pembelian obat tersebut kata Anam, itu dari rumah sakit, dan dibawak ke Farmasi, namun di Farmasi tidak ada obat, baru pihaknya membeli di apotek. Namun diapotek tersebut resepnya diambil, akan tetapi tidak dikasih kwitansi, pihaknya bayar dengan uang pribadi. Bahkan kata Anam, setelah sedikit ada kritikan obat yang tadinya tidak ada dirumah sakit, tiba-tiba ada obat dan di kasih.
"Untuk obat itu belinya di apotek di depan rumah sakit kurang lebih sekitar 30 ribu, selebihnya obat itu diambilkan, setelah ada kritikan, pas langsung ada obat itu dikasih, jadi kurang lebih sama LAB nya itu 500 ribu, kalau LAB nya itu jelas 470 ribu" ungkapnya.
"Kalau dari segi pelayanannya kurang baik pada pasien, jadi untuk kenyamanan pelayanan di rumah sakit Ketapang itu kurang baik," sesalnya.
Sementara direktur RSD Ketapang dr. Sukarno saat kembali dikonfirmasi media ini melalui telepon selulernya terkait pasien di bawa pulang paksa oleh pihak keluarganya. Lantaran diduga pelayanan kurang maksimal, dan dikonfirmasi prihal pengembalian biaya pembelian obat diluar dan pemeriksaan LAB yang berjanji mau mengembalikan, pihaknya mengatakan, " iya cuman saya pesan ke petugas itu, tapi kalau malam mungkin tidak tersampaikan. Nantik gini aja mas dari pihak keluarga silahkan menemui saya nantik, kita selesaikan untuk urusan yang pembiayaan yang diluar itu akan kita selesaikan, kalau ada keluhan lain nantik silahkan disampaikan" ujar dr Sukarno. Rabu 24/08/2022.
Namun, saat ditanya terkait pihak RSD Ketapang yang tidak memberikan surat rujukan terhadap pasien, dirinya mengatakan bahwa pihaknya masih belum mengetahui kenapa alasannya, sebab masih belum tau dengan petugas yang ada di RSD Ketapang pada waktu itu.
"Iya nantik kita masih belum konfirmasi ke petugasnya, Nantik kita ngobrol saja sama keluarga nantik kita luruskan itu, saya belum tau juga alasannya, karena belum ketemu sama siapa petugas yang bilang seperti itu nantik," jelasnya.
"Saya mohon minta tolong disampaikan ke keluarga, kalau bisa nantik kita ketemu dimana atau dirumah sakit, dengan membawa bukti pengeluarannya berapa, nantik kita akan selesaikan," pungkasnya. (Rez)