Hadi Santoso : 40 Persen Sampah Sumbernya Pada Rumah Tangga

SEMARANG LPKTRANKONMASI.COM Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan atau tidak bermanfaat setelah berakhirnya suatu proses.

Sehingga sampah banyak menimbulkan permasalahan sampah menimbulkan berbagai problem mulai dari kesehatan, sosial hingga kerusakan lingkungan. Secara global, sampah dunia saat ini telah mencapai 3 miliar ton, dan hanya sepertiganya yang berhasil diolah kembali.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Prov Jateng, Hadi Santoso menuturkan setiap orang setiap harinya pasti memproduksi sampah. Dalam pertumbuhan penduduk sangat besar dari waktu ke waktu sampah akan sangat besar pula jumlahnya," ucapnya.

Berikutnya semakin sulit dengan budaya sampah instant cenderung banyak yang tidak bisa diurai, ketika tidak bisa diurai pasti membutuhkan ruang yang sangat besar," tegas Hadi.

Menurutnya dari 40 persen penghasil sampah sumbernya ada pada rumah tangga dan yang paling besar adalah sisa sisa makanan.

Ketika dalam rumah tangga tidak ada perarutan resmi dari pemerintah dan juga sarana penekanan hukumm yang lain, maka yang bisa dilakukan adalah melakukan edukasi penumbuhan tingkat kesadaran masyarakat meskipun kita mempunyai UU no 8 tahun 2008," imbuhnya.

Ketika pembangunan semakin maju konsekwensi dari pembangunan itu sendiri adalah perusakan lingkungan dan munculnya sampah. Untuk ruang rumah tangga terkait sampah tidak dapat dijangkau dengan instrument hukum. konteks penegakan hukumnya susah sekali.

Lebih lanjut Hadi menegaskan karena edukasinya belum maksimal kita mau tidak mau  harus melakukan pengolahan dititik akhir. Kita sebenarnya masuk dalam darurat sampah buktinya diujung yang menjadi tempat pembuangan akhir sampah, dari 35 kabupaten kota hampir semuanya sudah overlude sudah tidak menggunakan sanitasirefile sehingga semuanya overlude.

karena mau mencari tempat pembuangan baru sangat susah," ujarnya saat menjadi salah satu nara sumber di prime topic dalam Dialog bersama Parlemen Jawa Tengah dengan tema "Pengelolaan Sampah Rumah Tangga" yang disiarkan langsung MNC Trijaya FM di Loby Hotel Gets jalan MT. Haryono no 312 - 31,  Kota Semarang, Selasa (5/7/2022).

Sementara Kepala Dinas Lingkungam Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa tengah, Widi Hartanto mengatakan, seberapa besar kita mampu mengurangi sampah. Di jawa tengah angka terakhir menunjukkan 19 persen, ini tidak dibuang ke TPA, kalau semuanya dibuang ke TPA lama lama bisa overlud karena  dibeberapa kabupaten terjadi gunungan sampah," paparnya.

Menurutnya problem sekarang mencari lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA), aturan memang agak susah. Kami sudah merencanakan untuk  tempat pengolahan sampah terpadu regional di kabupaten Magelang. Sampai nanti akan diolah oleh pabrik semen sebagai substitusi bahan bakar, ini salah satu inovasi," ujarnya.

" Sekarang yang sudah melakukan pengolahan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) yaitu di Kota Semarang dan Kota Surakarta. Dimana ini sebuah inovasi yang patut kita apresiasi karena ini salah satu cara untuk menangani sampah disamping ada upaya upaya pengurangan sampah.

Terkait sampah plastik mau kita apakan, jangan sampai dibuang sembarangan dan tidak dikelola lagi.

Sekarang dengan adanya bank sampah di jawa tengah dari tahun ke tahun meningkat, nampaknya botol
plastik kemasan sekarang jadi rebutan," terang Widi.

Petugas sampah baik tingkat rt maupun rw seringkali memanfaatkan itu. Pemilahan sampah bisa terjadi dirumah tangga, pengumpul atau petugas yang biasa mengambil di Tempat Pembuangan Sampah (TPS)nya," pungkasnya.

Pada kesempatan sama Dosen Fakultas Teknik Lingkungan Undip Semarang, M.Arief Budihardjo,P.hD menambahkan
permasalahan sampah ini bukan hanya di jateng saja semua daerah mengalami dengan tahapan atau levelnya masing masing. artinya sudah ada yang.menangani tapi belum tuntas.

Kalau bicara sampah memang penanganan yang harus dilakukan adalah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) disitu.sampah berakhir," terangnya.

Menurutnya dalam pengangkutannya harus memperhatikan volumenya, kepadatannya berapa?  karena sampai di TPA ada masalah bukan karena apa yg terlihat karena selama di TPA sampah akan berkeringat, air hujan masuk terjadi perkuasi.Kandungan cemarananya cukup tinggi karena bisa.meresap dalam tanah.jika TPA tidak.dilengkapi dengan baik lapisan penahan ringgi supaya tidak meresap kedalam tanah," ujar Arief

" Kalau bicara rumah tangga terkait sampah paling tidak kita mengenal 5 aspek yaitu aspek.pencegahan, aspek hukum dan peraturan, aspek pwmbiayaan, aspek teknis operasional, bagaimana tempatnya, bagaimana  ngangkutnya, penangananya. serta yang terakhir aspek.peran maayarakat," pungkas Arief.

  #Taufiq

Share this

Previous
Next Post »
Give us your opinion

Jangan lupa kebijaksanaan anda dalam berkomentar