KARANGANYAR, lpktrankonmasi.com - Puluhan warga Papua akan diikutkan pelatihan peternakan untuk mengembangkan usaha di wilayahnya, lewat program Operasi Rasaka Chartenz 2022.
Selama beberapa waktu ke depan, mereka akan dikirim ke sejumlah wilayah untuk belajar tentang peternakan ayam, sapi, babi dan perkebunan jagung, dalam program yang diinisiasi Binmas Polri tersebut.
Kakorbinmas Baharkam Polri Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengungkapkan, Operasi Rasaka Chartenz 2022 bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua, melalui unit usaha peternakan.
"Peserta pelatihan dikirim ke sentra peternakan, untuk belajar tidak hanya teori, tapi langsung praktik di lokasi. Ilmu yang diperoleh akan menjadi bekal, saat mengembangkan usaha di Papua," katanya, saat membuka Program Binmas Polri Operasi Rasaka Chartenz 2022 di PT Sinar Pangan Mandiri, Kamis (20/1).
Di peternakan ayam petelur yang berlokasi di Dusun Gemblung Kulon, Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, ada 18 peserta dari Papua yang diikutkan pelatihan hasil kerjasama Korbinmas Polri dan PT Sinar Pangan Mandiri. Yakni 3 orang dari unsur Babinkamtibmas, plus 15 orang dari masyarakat.
Mereka akan menjalani pelatihan selama sebulan dan tinggal di mess yang disediakan perusahaan milik Katno Hadi, yang juga Ketua Umum Senkom Mitra Polri.
Kakorbinmas mengatakan, ada empat jenis pelatihan yang akan dilaksanakan secara bertahap.
"Untuk pelatihan peternakan ayam di Jawa Tengah, pelatihan ternak sapi pembibitan di Nusa Tenggara Timur, sapi penggemukan di Jawa Barat, sementara ternak babi di Sulawesi Utara. Sedangkan untuk pelatihan perkebunan jagung di Gorontalo," jelasnya.
"Harapannya, setelah dapat ilmu di sini, diterapkan di Papua, dikembangkan di sana. Sehingga kebutuhan di sana bisa tercukupi, tidak perlu harus dikirim dari Jawa lagi," ujarnya.
Direktur Utama PT Sinar Pangan Mandiri Katno Hadi mempersilakan peserta pelatihan untuk belajar semua hal tentang seluk beluk peternakan ayam petelur, sebagai bekal untuk mengembangkan usaha di Papua.
"Selama ini, kebutuhan produk hasil ternak unggas, termasuk telur di Papua, dikirim dari Jawa. Jika peserta pelatihan bisa berhasil mengembangkan usaha di sana, nanti kebutuhan di Papua bisa dicukupi. Kami berharap, sepulangnya ke Papua nanti, ilmu yang diperoleh di sini bisa diterapkan dan dibagikan kepada masyarakat di sana," katanya.
Beti Dela Elisabeth Borotian, salah satu peserta pelatihan mengaku, seluruh peserta yang diikutkan belum pernah belajar tentang peternakan unggas.
"Kami semua pemula. Harapannya, setelah menimba materi di sini, bisa kami terapkan nanti setelah pulang ke Papua. Disebarkan kepada masyarakat di sana," ujarnya.
Menurutnya, jumlah peternakan unggas di Papua tidak banyak. Sementara permintaan pasar cukup tinggi. "Diharapkan, dari belajar di sini, nanti bisa mengembangkan usaha ternak di sana, untuk mencukupi kebutuhan masyarakat," imbuhnya.
(J Trankonmasi Tim)