Semarang ,Lpk
Trankonmasi.com
Sakit merupakan suatu kondisi yang pernah di rasakan oleh
hampir seluruh masyarakat. Hal ini membuat masyarakat mencari pengobatan untuk
penyembuhan penyakitnya.
Ada berbagai macam
pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat,di antaranya pengobatan medis maupun
non medis.Di era yang serba modern banyak masyarakat yang berobat ke medis dengan berbagai penyakit
yang dideritanya. salah satu alasannya karena obat mudah didapat serta
peralatannya yang serba lengkap dan canggih untuk mendukung dalam penyembuhan
pasien.
Hal ini yang menjadi
motivasi sosok pria yang bernama Sigit Cahyono, S.Pt,MA.Min,D.Hy.T salah satu
terapis yang tergabung pada Organisasi Pengobat Battra Supranatural Nusantara
yang tinggal di Genuk Karanglo RT 04/RW 08,Kel. Tegalsari Kec. Candisari, Kota semarang saat ngobrol
santai dengan trankonmasi.com dirinya mulai cerita perjalanan kisahnya di
Komplek TBRS Kota Semarang Minggu (
1/8/2021).
Pria (47) yang
dikaruniani 2 putra ini menceritakan dirinya tertarik dan mulai terjun di
pengotan alternatif bermula ketika kehilangan bapaknya yang mengidap sakit paru
paru stadium 4 di rumah sakit Bethesda Jogya tahun 2000," ucapnya.
" Saya tidak mau
larut dalam kesedihan ada yang menjadi target dalam kehidupannya untuk belajar
ilmu kesehatan ditambah juga saat itu dimana ibu kandung kami empedunya
diangkat, fisik drop serta kakek dan
nenek mengalami gangguan kesehatan dan saya sendiri saat di banda aceh
menderita sakit hepatiitis B,thypus dan lambung
sehingga harus opname
di rumah sakit satu minggu dan bedrest dirumah tiga minggu.
Disitulah memicu saya
belajar tentang pengobatan komplementer dan alternatif," kenang Sigit.
Dirinya menjelaskan
berawal dari food supplement yang digelutinya sejak 2005, lalu tahun 2011 ke Medan belajar Holistik dapat bimbingan
dari Dr. Zuhri belajar 3 keilmuan diantaranya, iridologi, kinesiology
phytobiophyisics.
Waktu di Medan oleh
Dr.Zuhri saya diajari menggunakan alat stetoskop, tensimeter. Terkait peraturan
sekarang pengobatan timur tidak boleh menggunakan alat alat medical alopaty.
Kita sebenarnya punya banyak tools untuk mendeteksi contohnya dalam TCM kita
belajar mendeteksi penyakit melalui nadi, lidah,mata ataupun lewat penciuman
maupun lewat lima elemen sixsense (indra ke 6 )," paparnya.
Kalau berbasis energy
detection lebih peka bahkan mungkin ketika alat kedokteran belum menemukan
kerusakan organ tubuh kita sudah bisa mendeteksi.
Terkait penanganan
penyakit dengan menggunakan semacam energi, sigit pernah mempraktekkan dengan
tiga keilmuan yaitu branding quantum, metode chikung dan 5 elemen.
" Memang secara
physicaling saat menggunakan quatum tubuh saya bisa bergerak sendiri katanya
recovey yourself bahkan saya nekat mempraktekan ke orang lain dan sempat
depresi tiga tahun karena Lack Of Energy( disebabkan karena banyak transfer
energi ) dan tertipu rekan sekampus serta jobless," kenang Sigit.
Menurutnya Tuhan banyak
memperkenalkan dengan beberapa master di pengobatan. Tahun 2012 dari Wied Hary
Apriaji ahli nutripreneur dirinya mempelajari food combining dan microbiotik.
Iya saya banyak belajar pada Wied.
Berjalannya waktu dari Aceh tahun 2016 saya pindah ke
semarang. Dalam perjalanan saya didunia
kesehatan dan pengobatan alternatif saya dikenalkan Hendra Chang salah seorang
terapis tahun 2020 dipertemukan dengan Joon Genthong Ketua harian Battra
Supranatural Nusantara kemudian saya bergabung.
" Saya mulai
terjun didunia kesehatan dan pengobatan alternatif secara resmi pada 2011, ada beberapa keilmuan yang saya dalami
sebelumnya Iridologi,Kinesiology,Phytobiophysic serta hypnoterapi namun lebih
condong ke Self Healing, Konseling dan Nutrisi," terang Sigit
Menurut rekannya
dirinya harus fokus salah satu , pertimbangannya dari pada mendalami banyak
tapi dangkal, tapi tidak ada salahnya semua saya pelajari," tukasnya.
Sigit menambahkan
pertama kali buka praktik waktu itu di klinik Mitra Peduli di Banda Aceh tahun
2010 ijin dari Dinkes sama Kejari, namun
sebelumnya di 2009 saya membantu teman saya
dari Dynafam marketing food suplement ke desa desa, membantu check up dengan
iridologi, sehari bisa 10-20 orang dan berhasil meningkatkan penjualan produk
suplement tersebut.
Terkait dengan
Perkumpulan Induk Organisasi Kesehatan Tradisional Indonesia (PIKTI ) Sigit
menerangkan bahwa PIKTI adalah suatu wadah yang dideklarasikan15 organisasi
kesehatan tradisional Indonesia yang seringkali mengadakan seminar nasional. Disana dirinya mendatangkan
pembicara dari India, di bulan september 2021 mendatang Nanik Darmawan,Enjang
Idrus dan coach Novel," ujarnya.
Besok 10 Oktober 2021
melalui PIKTI saya undang Taufiq dan Joon Genthong dari Battra Supranatural
Nusantara dalam seminar sebagai nara sumber untuk materi Prana Jawa dan
Relaksasi Alam.
PIKTI sendiri menaungi kumpulan asosiasi pengobatan
komplementer, Traditional Cina Medicine (TCM), alternatif yang dipimpin oleh
Ketua Umumnya Dr.dr. Eka Wahyu Kasih,S.Pd,SH.MH.MM kedepannya suatu saat
terbentuk asosiasi setara IDI serta berencana membuat rumah sakit Integratif
Medicine diIndonesia, kedepannya seperti
IDI dihargai pemerintah menyumbangkan keilmuan dan ketrampilannya," pungkas
Sigit.
@Taufiq
Semarang ,Lpk
Trankonmasi.com
Sakit merupakan suatu kondisi yang pernah di rasakan oleh
hampir seluruh masyarakat. Hal ini membuat masyarakat mencari pengobatan untuk
penyembuhan penyakitnya.
Ada berbagai macam
pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat,di antaranya pengobatan medis maupun
non medis.Di era yang serba modern banyak masyarakat yang berobat ke medis dengan berbagai penyakit
yang dideritanya. salah satu alasannya karena obat mudah didapat serta
peralatannya yang serba lengkap dan canggih untuk mendukung dalam penyembuhan
pasien.
Hal ini yang menjadi
motivasi sosok pria yang bernama Sigit Cahyono, S.Pt,MA.Min,D.Hy.T salah satu
terapis yang tergabung pada Organisasi Pengobat Battra Supranatural Nusantara
yang tinggal di Genuk Karanglo RT 04/RW 08,Kel. Tegalsari Kec. Candisari, Kota semarang saat ngobrol
santai dengan trankonmasi.com dirinya mulai cerita perjalanan kisahnya di
Komplek TBRS Kota Semarang Minggu (
1/8/2021).
Pria (47) yang
dikaruniani 2 putra ini menceritakan dirinya tertarik dan mulai terjun di
pengotan alternatif bermula ketika kehilangan bapaknya yang mengidap sakit paru
paru stadium 4 di rumah sakit Bethesda Jogya tahun 2000," ucapnya.
" Saya tidak mau
larut dalam kesedihan ada yang menjadi target dalam kehidupannya untuk belajar
ilmu kesehatan ditambah juga saat itu dimana ibu kandung kami empedunya
diangkat, fisik drop serta kakek dan
nenek mengalami gangguan kesehatan dan saya sendiri saat di banda aceh
menderita sakit hepatiitis B,thypus dan lambung
sehingga harus opname
di rumah sakit satu minggu dan bedrest dirumah tiga minggu.
Disitulah memicu saya
belajar tentang pengobatan komplementer dan alternatif," kenang Sigit.
Dirinya menjelaskan
berawal dari food supplement yang digelutinya sejak 2005, lalu tahun 2011 ke Medan belajar Holistik dapat bimbingan
dari Dr. Zuhri belajar 3 keilmuan diantaranya, iridologi, kinesiology
phytobiophyisics.
Waktu di Medan oleh
Dr.Zuhri saya diajari menggunakan alat stetoskop, tensimeter. Terkait peraturan
sekarang pengobatan timur tidak boleh menggunakan alat alat medical alopaty.
Kita sebenarnya punya banyak tools untuk mendeteksi contohnya dalam TCM kita
belajar mendeteksi penyakit melalui nadi, lidah,mata ataupun lewat penciuman
maupun lewat lima elemen sixsense (indra ke 6 )," paparnya.
Kalau berbasis energy
detection lebih peka bahkan mungkin ketika alat kedokteran belum menemukan
kerusakan organ tubuh kita sudah bisa mendeteksi.
Terkait penanganan
penyakit dengan menggunakan semacam energi, sigit pernah mempraktekkan dengan
tiga keilmuan yaitu branding quantum, metode chikung dan 5 elemen.
" Memang secara
physicaling saat menggunakan quatum tubuh saya bisa bergerak sendiri katanya
recovey yourself bahkan saya nekat mempraktekan ke orang lain dan sempat
depresi tiga tahun karena Lack Of Energy( disebabkan karena banyak transfer
energi ) dan tertipu rekan sekampus serta jobless," kenang Sigit.
Menurutnya Tuhan banyak
memperkenalkan dengan beberapa master di pengobatan. Tahun 2012 dari Wied Hary
Apriaji ahli nutripreneur dirinya mempelajari food combining dan microbiotik.
Iya saya banyak belajar pada Wied.
Berjalannya waktu dari Aceh tahun 2016 saya pindah ke
semarang. Dalam perjalanan saya didunia
kesehatan dan pengobatan alternatif saya dikenalkan Hendra Chang salah seorang
terapis tahun 2020 dipertemukan dengan Joon Genthong Ketua harian Battra
Supranatural Nusantara kemudian saya bergabung.
" Saya mulai
terjun didunia kesehatan dan pengobatan alternatif secara resmi pada 2011, ada beberapa keilmuan yang saya dalami
sebelumnya Iridologi,Kinesiology,Phytobiophysic serta hypnoterapi namun lebih
condong ke Self Healing, Konseling dan Nutrisi," terang Sigit
Menurut rekannya
dirinya harus fokus salah satu , pertimbangannya dari pada mendalami banyak
tapi dangkal, tapi tidak ada salahnya semua saya pelajari," tukasnya.
Sigit menambahkan
pertama kali buka praktik waktu itu di klinik Mitra Peduli di Banda Aceh tahun
2010 ijin dari Dinkes sama Kejari, namun
sebelumnya di 2009 saya membantu teman saya
dari Dynafam marketing food suplement ke desa desa, membantu check up dengan
iridologi, sehari bisa 10-20 orang dan berhasil meningkatkan penjualan produk
suplement tersebut.
Terkait dengan
Perkumpulan Induk Organisasi Kesehatan Tradisional Indonesia (PIKTI ) Sigit
menerangkan bahwa PIKTI adalah suatu wadah yang dideklarasikan15 organisasi
kesehatan tradisional Indonesia yang seringkali mengadakan seminar nasional. Disana dirinya mendatangkan
pembicara dari India, di bulan september 2021 mendatang Nanik Darmawan,Enjang
Idrus dan coach Novel," ujarnya.
Besok 10 Oktober 2021
melalui PIKTI saya undang Taufiq dan Joon Genthong dari Battra Supranatural
Nusantara dalam seminar sebagai nara sumber untuk materi Prana Jawa dan
Relaksasi Alam.
PIKTI sendiri menaungi kumpulan asosiasi pengobatan
komplementer, Traditional Cina Medicine (TCM), alternatif yang dipimpin oleh
Ketua Umumnya Dr.dr. Eka Wahyu Kasih,S.Pd,SH.MH.MM kedepannya suatu saat
terbentuk asosiasi setara IDI serta berencana membuat rumah sakit Integratif
Medicine diIndonesia, kedepannya seperti
IDI dihargai pemerintah menyumbangkan keilmuan dan ketrampilannya," pungkas
Sigit.
@Taufiq