Lpktrankonmasi.com, SAMPANG - Kasus Covid-19 di Pulau Madura setiap harinya semakin melonjak. Menurut M Kholili, mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel (SA) Surabaya, Madura kondisinya sangat memprihatinkan.
“Masyarakat di sini
benar-benar kelimpungan. Bantuan pemerintah belum bisa menyentuh warga di
kampung-kampung yang bertaruh nyawa dengan Covid-19. Tolong Madura...!!!,” Kata
Kholili kepada Media ini dengan nada sedih.
Menurut Kholili, budaya
silaturrahim yang kuat di masyarakat Madura, memang menjadi masalah tersendiri.
Sehingga, membuat Covid-19 menjalar ke mana-mana. Sehingga, harus terus
diedukasi. Di sisi lain, secara ekonomi, kantong masyarakat semakin tipis.
“Bantuan pemerintah
belum menyentuh masyarakat di bawah. Kami merasakan betul, betapa mereka
kesulitan menghadapi situasi seperti ini,” jelasnya.
Masih menurut Kholili,
ia berharap ada bantuan langsung ke pasien-pasien yang masih isolasi mandiri di
rumah. Korban terus berjatuhan. Satu kampung bisa 7 orang yang meninggal dalam
seminggu. Begitu pula pasokan vitamin, setidaknya bisa menaikkan imunitas bagi
mereka yang masih sehat.
“Saya menangis
menyaksikan betapa berat beban mereka,” tegasnya.
Lonjakan kasus di
Madura ini nyaris merata di seluruh kabupaten. Hal ini sudah dikhawatirkan
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sampang, Yuliadi Setiawan. Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Sampang memang langsung bergerak menyiapkan sejumlah tenda
darurat di lapangan. Yang mana telah menyulap lapangan Wijaya Kusuma untuk mengantisipasi pelonjakan pasien
Covid-19.
Yuliadi mengatakan,
keadaan kondisi kabupaten Sampang yang terkonfirmasi paparan Covid-19 sudah
meluas dan dalam peta sebaran sudah menjadi zona merah. “Ini sesuatu yang
mengkhawatirkan. Oleh karenanya Forkopimda berupaya untuk menyelesaikan atau
mengantisipasi perkembangan Covid-19 yang meluas ini,” ujarnya saat pers rilis
di lapangan Wijaya Kusuma, Rabu, 7 Juli 2021 sebagaimana
dikutip koranmadura.com.
Gubernur Jatim,
Khofifah Indar Parawansa juga konsentrasi ke Madura. Khofifah juga menyerahkan
bantuan ventilator kepada tiga rumah sakit rujukan Covid-19 dan bantuan masker
kepada para relawan di Madura.
Tiga RS penerima
ventilator yakni, RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan, RSUD Kab. Sampang,
dan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Masing-masing RS menerima dua ventilator.
“Kalau Pamekasan,
memang tidak dapat, karena sudah punya beberapa ventilator,” jelas gubernur
usai menyerahkan bantuan aula Bakorwil Pamekasan.
Kembli ke Kholili,
menurutnya bantuan untuk masyarakat Madura memang tidak cukup berhenti di rumah
sakit. Harus sampai kampung. Karena faktanya, banyak warga kampung yang
terpapar, dan harus berjibaku melawan covid-19.
“Covid-19 ini sudah
menyerang secara masif di kampung-kampung yang posisinya jauh dari rumah sakit.
Inilah problem serius masyarakat Madura, mereka butuh bantuan langsung ke
lokasi,” pungkasnya. (Naf).