Lpktrankonmasi.com, SAMPANG - Desas-desus penipuan kini tengah terjadi di Kabupaten Sampang. Kasus penipuan berkedok ulama Madura menimpa saudaranya Amiruddin warga Samoang yang bekerja sebagai TKI di Malaysia dan Sahruddin yang tinggal di Surabaya.
Pelaku menggunakan modus penipuan dengan cara meminta sejumlah uang melalui transfer Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Untuk melakukan modus tersebut, pelaku diduga mengaku sebagai ulama Madura. Namun, hingga saat ini belum diketahui siapa pelaku di balik penipuan tersebut.
Karena merasa ditipu, keluarga korban mendatangi pihak Aparat Penegak Hukum (APH) Kepolisian Resort (Polres) Sampang untuk melapor, Kamis (24/06/2021).
Menurut pelapor, pelaku penipuan mengatas namakan dirinya sebagai ulama dengan inisial (KHD), lantas pelaku meminta uang kepada korban (teuku faslun) yang bekerja menjadi TKI di Malaysia dengan jumlah uang 3.000.000 (tiga juta rupiah).
"Korban ini adalah saudara saya tapi dia tinggal di Malaysia. Iya namanya orang Madura kalau dimintai tolong oleh ulama atau gurunya tanpa pikir panjang langsung saja dikirim," tutur pelapor.
Tak cukup sampai disitu, lagi-lagi pelaku melakukan aksi kedua kalinya terhadap Sahrudin yang tinggal di Surabaya dengan jumlah yang cukup banyak yaitu sebesar 10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Pelaku melakukan aksinya menggunakan nomer telepon yang sama meskipun nomer rekening yang berbeda dengan yang pertama.
Sadar dirinya ditipu, korban meminta saudaranya Amiruddin untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Amiruddin lantas berkoordinasi dengan Polres Tanjung Perak Surabaya.
"Dari Tanjung Perak saya diarahkan ke Polrestabes, dari Polrestabes Surabaya saya disuruh ke Polda Jawa Timur," cerita Amiruddin.
Setelah di Polda Jawa Timur, dirinya mulai menemukan titik terang. Menurutnya, Diskrimsus Cyber mengarahkan dirinya untuk ke Polres Sampang.
"Di Polda sudah menemukan titik pelaku, katanya pelaku berada di Sampang. Jadi saya dilimpahkan untuk buat laporan ke Polres Sampang," ucap Amiruddin.
Kamis sore Amirudin bergegas mendatangi Polres Sampang. Namun jalan terjal sempat dialami oleh dirinya ketika menceritakan permasalahan tersebut dihadapan polisi. Saat memberikan keterangan kepada media MaduraPost Amirudin sempat dibuat geram oleh salah seorang petugas.
"Kami sempat kecewa terhadap petugas, karena petugas tidak mau melanjutkan kasus tersebut karena nominal penipuannya sangat sedikit dan tidak dilakukan di Sampang," ucap Amir.
Bahkan Amir rela mentransfer uang lagi kepada pelaku di wilayah Kabupaten Sampang demi melanjutkan kasusnya tersebut.
"Kami hanya ingin mengetahui pelakunya dan seberapa tanggap kepolisian dalam menangani kasus seperti," imbuhnya.
Bahkan dirinya meyakini banyak kasus seperti yang ia laporkan dialami oleh masyarakat, tapi menurutnya mereka takut untuk melapor.
"Kami hanya ingin tau pelakunya, karena kalau dibiarkan kejahatan ini akan terus terjadi," tukasnya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Sampang, AKP Sudaryanto saat dikonfirmasi media ini pada Jum'at (25/06/2021) membenarkan laporan tersebut. Namun demikian pihaknya tidak menerima laporan aduan penipuan yang terjadi di Malaysia dan Surabaya karena bukan wilayahnya.
"Titik pelaku adalah radius 100 meter. Kemarin sempat diajak muter dilokasi yang dituju. Tapi terakhir kemarin hpnya mati," kata Sudaryanto.
Mengingat penipuan tersebut menggunakan via transfer Bank (Mandiri), Pihaknya masih menunggu surat perintah Kapolres untuk menindak lanjuti ke pihak Bank.
"Kami masih nunggu surat dari Kapolres, untuk nama yang menerima tranfer sudah kami kantongi tinggal alamatnya nanti langsung ke Bank," pungkas Sudaryanto. (Naf/Sen)