Faris, Ketua Jaspenu Relawan Khofifah dan Hanafi Wakil
Sekretaris Projo Sampang ( Foto:Alex)
Sampang,
lpktrankonmasi.com
Pernyataan Kepala Dinas
Kesehatan (Kadinkes) Jawa Timur, Herlin Ferliana, yang menganggap orang Madura
lalai menghadapi pandemi COVID-19 dianggap sangat tidak pantas oleh warga
Madura khususnya kalangan aktivis berdarah Madura.
Viral dalam beberapa
media bahwa Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Timur (Jatim) menyalahkan
masyarakat Madura, karenakan sebagian besar orang Madura tidak mematuhi
Protokol Kesehatan (Prokes). Hal itu membuat dua aktivis Sampang angkat bicara,
Sabtu, (12/06/2021).
"Jangan salahkan
rakyat Madura terkait lonjakan Covid-19 di Bangkalan," ucap Ketua Jaspenu
Relawan Pemenangan Khofifah Emil Sampang, Faris Reza Malik.
Sebelumnya diberitakan
di berbagai media online pernyataan Kadinkes Jatim bahwa lonjakan Covid-19, di
Kabupaten Bangkalan karena masyarakat Madura lalai dan tidak mengikuti Protokol
Kesehatan (Prokes). Pernyataan semacam
itu tidak tepat dilontarkan oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
tersebut.
Hal itu, menurut Faris
sapaan akrabnya, mengatakan selaku Aparat Sipil Negara (ASN), apalagi dirinya
sebagai pimpinan punya tugas untuk menangani pandemi Covid-19.
"Seharusnya OPD
terkait harus mensosialisasikan dan menerapkan prokes di masyarakat,"
tuturnya.
Menurut Faris Reza
Malik, jika sebagian masyarakat tampak tidak mematuhi prokes, bisa saja karena
sosialisasinya tidak tuntas. Jadi, jangan salahkan masyarakat apabila gagal
melakukan sosialisasi prokes.
"Itu tugas ASN dan
kepala Kadinkes Jatim. Bukan tugas masyarakat. Jika ada kelompok masyarakat
terkesan abai, maka harus diperbaiki," ungkapnya.
Faris sangat
menyayangkan Kadinkes Jatim tersebut,
padahal bekerja digaji rakyat untuk melayani masyarakat. Bukan
menyalahkan masyarakat. Pernyataan Kadinkes Jatim sangat menyakiti kami selaku
warga Madura, kami berharap segera memberikan klarifikasi permintaan maaf.
"Jika tidak mampu
memberikan pelayanan, seperti sosialisasi prokes dan sebagainya, silahkan
mundur saja, biar tidak hanya menyalahkan masyarakat," pungkasnya.
Pernyataan Herlin
Ferliana, yang sangat tidak enak didengar itu juga ditanggapi Hanafi, selaku
Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Projo Sampang. Menurutnya,
lonjakan kasus pandemis Covid-19 terjadi di Kabupaten Bangkalan.
"Padahal Madura
itu ada empat Kabupaten, kok malah masyarakat Madura yang dianggap lalai
prokes. Bangkalan itu salah satu Kabupaten di Madura," ungkapnya.
Pemuda yang biasa
dipanggil Anaf tersebut menduga Kadinkes Jatim salah menyimpulkan kasus
melonjaknya pandemi Covid-19. Kasusnya di Kabupaten Bangkalan, kok malah
generalisir ke Madura.
"Sepertinya
Kadinkes Jatim tidak paham cara menangani masalah pandemi Covid-19. Seharusnya
jika terjadi lonjakan, sosialisasi dan tindakan preventif di tingkatkan. Bukan
malah menyalahkan masyarkat," paparnya.
Menurut Anaf, kalau
kemampuan Herlin Ferliana, hanya bisa menyalahkan masyarakat, berarti tidak
layak menjabat Kadinkes Jawa Timur.
"Masyarakat butuh
pelayan yang profesional dan tangguh. Seharusnya bekerjasama dengan masyarakat, bukan menyalahkan masyarakatnya semata-mata ." tuturnya.
"Kami meminta
kepada Ibu Gubenur Jawa Timur, Khofifah Indra Prawansah, untuk mengevaluasi
posisi Kadinkes tersebut. Agar penanganan Covid-19 baik dan segera keluar dari
masalah ini," Pungkasnya. (Lex/Sen)