Nabila Maulina Pratamastiwi, perempuan yang pernah mewakili Cebbing Kabupaten Sampang tahun 2015 (Foto: Istimewa)
lpktrankonmasi.com, SAMPANG - Dunia adalah milik bersama, dunia adalah suatu lapangan kebebasan untuk mahluk ciptaan Tuhan, khususnya untuk seoarang manusia yang berakal dan berfikir atas nama ruh manusia yang di ciptakan secara berbeda. Tapi manusia mempunyai dua jenis yang berbeda, yaitu: Perempuan dan Lelaki. Di mana dua manusia itu saling berfikir dan saling bertanya atas hak-hak yang di milikinya atas kodrat sebagai perempuan dan juga lelaki, Rabu (23/06/2021).
Dalam lingkup sosial
dan pandangan sosial itu banyak kontradiksi yang terjadi terhadap perempuan dan
lelaki, untuk mencapai hak-hak masing-masing. Mereka memberikan kisah yang
berbeda hingga memberikan gambaran sosial yang berbeda juga, dari suatu
pandangan itu sendiri perempuan dan lelaki saling kontradiksi dan yang paling
penting dari kontradiksi itu. Yaitu, adalah melengkapi satu sama lain.
Akan tetapi yang saya
lihat terhadap ligkup sosial yang terjadi terhadap perempuan itu sangat tidak
adil. Di mana banyak perempuan di mata sosial itu sering di garis bawahi tidak
akan bisa mencapai keadilan sosial yang terjadi seperti lelaki yang ada. Karena
perempuan di mata sosial itu nomer dua, beda dengan lelaki yang katanya selalu
ada di atas dan di atas namakan selalu nomer satu.
Tapi kita sebagai lelaki harus mampu melihat garis pendidikan pertama dalam pendidikan kita, yaitu didikasih perempuan yang majadi motifasi guru terbesar oleh kaum lelaki, di mana seoarang perempaun yaitu ibu selalu mendidik anaknya untuk tau dan tau apa yang harus dia ketahui dalam dunia pendidikan.
Apakah tetap dalam
pandangan di era modern ini perempuan di anggap tak sama dengan lalaki di mata
sosial hingga di mata negara?. Apakah seperti itu perempuan di mata sosial yang
harus di kesampingkan?. Tapi di mata sosial tetap saja perempuan itu nomer dua
dan tidak akan bisa mencapai tingkat seperti lelaki di era modern ini. Bagi
saya pemikiran yang mengesampingkan perempuan adalah pemikiran sosial yang
tidak tau nilai pendidikan pertama itu
siapa.
Contohnya seorang
perempuan yaitu ibu, dia selalu menegajari anaknya untuk terus menjadi anak
yang pintar dan peduli akan sesama manusia, tanpa melihat atas nama perempuan
dan lalaki, dari situ kita lihat seoarang perempuan mempunyai nilai pendidikan
sosial yang tinggi terhadap kaum lelaki dan perempuan. Bahkan Bung Karno
mengatakan perempuan adallah suatu Bungan bangsa, di mana Bungan itu adalah
bunga pendidikan pertama oleh sang generasi bangsa yang akan datang. (Penulis :
Rossi)
perlu direviuw lagi penulisannya karena banyak kata2 yg salah, heheh
BalasHapus