Hasil panen garam di Desa Marparan, Kecamatan Sreseh,
Kabupaten Sampang (Foto: Hoirur Rosiqin)
Lpktrankonmasi.com,
Sampang - Di masa pandemi COVID-19 yang sudah hampir dua tahun berjalan, banyak
petani mengalami suatu pemerosotan ekonomi. Khususnya di kalangan petani garam
di Kabupaten Sampang, Rabu (09/06/2021)
Banyak sekali keluh
kesah dari patani garam di masa pendemi COVID-19 ini, bahwa petani garam
megalami seruan suara yang sangat dahsyat akibat COVID-19 bahkan membuat efek
hasil garam mengalami penurunan yang sangat drastis dari bangsa pasar yang
sangat wajar selama pandemi COVID-19 ini.
Seperti yang terjadi di
sebuah Desa Marparan, kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang banyak petani garam
yang mengeluh atas efek dari pandemi COVID-19 ini terhadap hasil garamnya. Juga
ada mayarakat Desa Marparan yang tidak ingin disebut namanya mengatakan, efek
pandemi ini juga sangat fatal terhadap perekonomian masyarakat khususnya
penduduk Desa Marparan.
"Di mana
Masyarakat di Desa Marparan ini 90% adalah petani garam, sumber ekonomi mereka
tergantung dari hasil garam, dan dari efek pandemi ini membuat mereka mengalami
sulitnya naiknya harga garam sesuai dengan nilai pasar sebelumnya,"
Ucapnya.
Awal musim kemarau ini.
Semua masyarakat berbondong-bondong untuk bekerja dengan lahan sendiri untuk
menghasilkan garam dengan penuh semangat yang baru walau masih banyak tumpukan
garam yang masih belum terjual.Namun, disisi lain mereka juga berharap hasil
garam dari tahun ini akan naik harganya, dan semoga segera usai masa pandemi
ini," Jelasnya.
Menurut keterangan
Masyarakat Desa Marparan, tidak ada harapan lain untuk petani garam terhadap
pemerintah untuk terus berusaha menaikkan harga garam lebih sewajarnya,"
Keluhnya.
"Karena hasil
garam tentunya untuk kepentingan hidup dan juga kelanjutan pendidikan anak Desa
Marparan, kami berharap agar pemerintah menaikkan harga garam karena 90%
masyarakat bergantung pada hasil hasil garam," Pungkasnya. (Hoirur
Rosiqin)