Jakarta,LpkTrankonmasi.com
Polri menyatakan akan memproses secara hukum
bagi importir kedelai yang mencoba melalukan penimbunan dan memainkan harga
sehingga diduga menyebabkan kelangkaan dan mahalnya bahan baku tersebut.
"Polri merespon
kelangkaan kedelai di pasar terutama
importir, apabila ditemukan dugaan Pidana Satgas Pangan lakukan penegakan
hukum," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono, Jakarta, Rabu (6/1).
Argo menyebut, Satgas
Pangan Bareskrim Polri sendiri sudah melakukan pengecekan ke gudang-gudang
importir kedelai pada kemarin hari.
Diantaranya adalah,
gudang yang berada di Bekasi, yakni, PT.
Segitiga Agro Mandiri. Dalam temuannya, bahwa perusahaan itu bergerak di bidang
impor kedelai ex Amerika dengan kapasitas antara 6.000 hingga 7.000 ton per
bulan.
"Bahwa kedelai
import tersebut selain diperuntukan guna pemenuhan industri tahu dan tempe
untuk kwalitas II juga dipergunakan untuk proses pakan ternak dan proses
pembuatan minyak kedelai serta produk turunan lainya," ujar Argo.
Lalu, distribusi ke
UMKM industri tahu dan tempe ke wilayah Jabodetabek dan Bandung Jawa Barat
dengan pendistribusian antara 250-300 ton per hari dan stok tersisa saat ini
sebanyak 2.500 ton.
Kacang kedelai tersebut
disalurkan melalui distributor dengan harga saat ini Rp 8.600/Kg terjadi
kenaikan sekitar Rp 1.000 sejak pertengahan bulan Desember 2020.
"Didapat informasi
dari Staff Perusahaan tersebut Kenaikan harga disebabkan karena selain harga
beli di negara asal terjadi kenaikan yang sebelumnya 6.800 menjadi 8.300 juga
disebabkan dikarenakan sejak pertengahan bulan Oktober-Desember 2020 kapal yang
langsung tujuan Indonesia sangat jarang sehingga menggunakan angkutan tujuan
singapore dan sering terjadinya delay dikarenakan menunggu waktu dalam
konekting ke Indonesia sehingga keterlambatan antara 2- 3 minggu," papar
Argo.
Kemudian pengecekan
kedua dilakukan di PT. FKS Mitra Agro di Pasar Kemis Pasir Jaya Cikupa
Tangerang. Dari pemeriksaan itu diketahui bahwa
pada tanggal 31 Desember 2020
kedelai masuk sebanyak 533,29 ton dan
sudah didistribusikan sebanyak 79 ton, sisa stok per 31 Desember 2020 sebanyak
474,29 ton.
"Bahwa pada
tanggal 4 Januari 2021 kedelai masuk sebanyak 460,22 ton dan sudah
didistribusikan sebanyak 76 ton, sisa stok per 4 Januari sebanyak 384,22 ton. Sisa stok per tanggal 5 Januari 2021 sebanyak 858,51
ton," ucap Argo.
Selanjutnya, PT. Sungai Budi di Daan Mogot, Kota Tangerang,
Banten. Ditemukan fakta bahwa, pada
tanggal 4 Januari 2021 kedelai masuk
sebanyak 400 ton dan sebanyak 300 ton sudah siap didistribusikan ke konsumen,
sehingga sisa stok saat ini per 5 Januari 2021 sebanyak 100 ton.
(Trankonmasi Tim)