Semarang,LPK.Trankonmasi.com
Warga Cebolok, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang menjerit pasalnya tanah yang sudah di tempati bertahun-tahun kini diakui oleh seseorang yang diduga seorang pengusaha bernama dr. Setyawan.
Dengan orang-orangnya yang tidak bertanggung jawab menggusur lahan tersebut, dengan atas nama PT. Arta Properti Mutiara yang di duga milik pengusaha tersebut.
PT. Arta Properti Mutiara membangun proyek dengan cara mengintimidasi warga dan langsung melakukan penyerobotan sekaligus melakukan pembongkaran paksa rumah warga, padahal warga ini sudah menempati lahan hampir 30 tahun.
Menurut kuasa hukum warga Sugiyono, S.E., S.H., M.H., bahwa warga sudah menempati lahan tersebut sejak tahun 1990 hampir 30 tahun.
"Warga sudah menempati lahan hampir 30 tahun," ujar Giyono kuasa hukum warga Cebolok pada awak media yang datang langsung di lokasi penggusuran, Jum'at (25/12/2020).
Sugiyono menambahkan, warga menempati karena lahan ini dulunya merupakan lahan yang tidak pernah di tempati atau tidak di kelola, jadi tidak bisa disalahkan warga kalau lahan ditempati, apalagi mereka dari kelompok pengusaha Setiawan juga sama tidak punya bukti bahwa lahan milik dia.
"Kami sebagai kuasa hukum warga akan memperjuangkan hak warga, karena sama-sama gak punya alat bukti hak yang menguatkan bahwa lahan tersebut milik atas nama dr. Setyawan," imbuhnya.
Terkait upaya apa yang akan di lakukan oleh Sugiyono
"Kami sudah melaporkan kasus ini ke beberapa pihak yaitu Polda, Polres dan Polsek, Polsek terkait intimidasi dan teror terhadap warga Cebolok, Polres secara pribadi, Polda terkait penggusuran rumah warga Cebolok, kenapa kami laporkan ke tiga jajaran itu karena ada beberapa permasalahan," pungkasnya.
Sementara itu Joko Setyo warga Cebolok yang lahannya akan dikuasai oleh pengembang merasa heran. "Apa ada satu orang mempunyai lahan sampai 16 Ha tanpa ada bukti kepemilikan sama sekali, tanah lahan tersebut diatas namakan dr. Setyawan," ujar Joko geram
"Kami warga Cebolok terus akan berjuang sampai titik darah terakhir, karena kami hidup di tanah ini sejak lama, juga kita sempat minta bukti kepemilikan tanah ini kepada mereka, tapi mereka tidak bisa perlihatkan kepada kami, kalo memang ada tunjukkan kepada kami," tegasnya.
# Taufiq