Diduga Ongkos Tukang Tidak Di Bayar Warga Akan Tutup SDN Morbatoh 2 Banyuates


 

Sampang,LPKTrankonmasi.com

 

Lembaga pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Morbatoh 2 Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang terancam ditutup paksa oleh sebagian warga diduga ongkos tukang atau pekerja proyek rehab ruang kelas sekolah yang pada tahun 2019 yang lalu tersebut hingga kini tahun 2020 belum dibayar oleh pihak pelaksana proyek.

 

Jum'at (20/11/2020)

 

Semua kalau ditotal pembayaran yang diduga belum dilunasi oleh pihak pelaksana proyek kepada tukang sebesar Rp 70 juta (Tujuh Puluh Juta Rupiah) Berdasarkan data yang dihimpun oleh para awak media pada 2019 lalu, SDN Morbatoh 2 Banyuates mendapat bantuan rehabilitasi tiga ruang kelas dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp 1 miliar.

 

Proyek rehab ruang kelas SDN Morbatoh 2 tersebut dimenangkan oleh PT Galakarya. Sementara pelaksana di lapangan atas nama Sukirno warga Kecamatan Kedungdung.

 

Sebenarnya pekerjaan proyek rehab tersebut sudah lama selesai namun hingga saat ini tahun 2020 tukang yang bekerja belum mendapat bayaran. Karena kesal para pekerja mengancam akan menutup paksa sekolah tersebut apabila dalam bulan ini mereka tetap tidak juga dibayar.

 

Munada selaku kepala tukang proyek tersebut menuturkan, rehabilitasi ruang kelas SDN Morbatoh 2 dikerjakan mulai bulan Oktober – Desember 2019, dengan merehab tiga ruang kelas. Termasuk juga pembangunan toilet dan pagar sekolah," Kata Munada.

 

"Sebelum pengerjaan dimulai, Ia dihubungi oleh Sukirno sebagai pelaksana dan dipercaya untuk mengerjakan proyek tersebut dan menerima uang sebesar Rp 25 juta (Dua Puluh Lima Juta) untuk berbelanja bahan material bangunan," Tuturnya.

 

Setelah dibelanjakan, uang tersebut hanya cukup untuk satu ruang kelas. Kemudian, Munada meminta tambahan uang Rp 50 juta kepada Sukirno untuk melanjutkan rehab dua ruangan tersisa.

 

"Namun sayang seribu sayang uang yang diminta itu tidak diberikan langsung kepada Munada. Melainkan diberikan ke pemborong proyek atas nama Nasir.

 

 

“Sejak saat itu saya selalu menerima uang dari Nasir. Tapi setiap kali meminta uang untuk belanja bahan dan bayar tukang. Nasir sulit dihubungi alias lemot," Tegasnya.

 

 

(Alex)

Share this

Previous
Next Post »
Give us your opinion

Jangan lupa kebijaksanaan anda dalam berkomentar