Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menerima Piringan Hitam
dari Musisi Grup Band Gigi, I Gede Dewa Bujana di Rumah Dinas Puri Gedeh
Semarang
Semarang,LPK
Trankonmasi.com
Lima piringan hitam
menjadi buah tangan gitaris group band Gigi, Dewa Budjana saat datang ke rumah
dinas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Rabu (11/11/2020) malam. Dewa yang
datang ke Semarang untuk konser di salah satu lokasi, menyempatkan mampir untuk
memberikan hadiah piringan hitam itu kepada orang nomor satu di Jawa Tengah
tersebut.
Bukan tanpa alasan
pemilik nama asli I Gede Dewa Budjana ini memberikan piringan hitam yang
terdiri dari lima album karyanya, yakni Mahandini, Home, Zentuary, Surya
Namaskar dan Hasta Karma itu ke Ganjar. Menurutnya, figur Ganjar yang menarik
menggugah hatinya untuk bertemu dan memberikan karya terbaiknya itu.
"Ini beberapa
koleksi album saya, memang pengen kasih ke bapak sudah lama. Saya nggak pernah
ngasih piringan hitam ini pada pejabat lain. Bapak baru pertama kali di luar
kalangan musisi dan seniman yang saya kasih," kata Dewa pada Ganjar
mengawali obrolan.
"Wah saya merasa
terhormat, terimakasih banyak, Bli," balas Ganjar.
Teh panas dan lumpia
menemani obrolan gayeng keduanya. Mulai industri musik, nasib musisi di tengah
pandemi hingga obrolan ringan lain termasuk kemajuan industri musik Indonesia.
Kepada Ganjar, Dewa Budjana menceritakan bagaimana ia harus belajar survive
selama pandemi. Berbagai cara dilakukan demi bisa terus eksis dan berkreasi.
Bahkan di tengah pandemi, ia tengah menggarap album solo terbarunya dan akan
dirilis pada bulan Februari.
Tak mau kalah, Ganjar
juga menceritakan bagaimana ia berupaya membantu semua orang, termasuk seniman
selama pagebluk ini. Salah satu program yang dilakukan adalah membuat Panggung
Kahanan, live streaming konser musik kecil-kecilan yang digelar untuk manggung
para seniman lokal sekaligus mengumpulkan donasi.
Usai pertemuan, Dewa
Budjana mengatakan memang sudah lama ingin memberikan piringan hitam hasil
karyanya kepada Ganjar. Ia tidak memiliki alasan tertentu, apalagi alasan
politis.
"Nggak tahu ya,
saya kepingin saja. Saya kebetulan ke Semarang jadi mampir. Saya seneng saja
lihat pak Ganjar, diantara pejabat lain, beliau yang saya kagumi. Saya nggak
ada hubungannya dengan politik dan saya tidak berpolitik, cuma saya melihat pak
Ganjar enak saja, figurnya asyik dan saya pengen kenal dengan beliau. Baru kali
ini saya pengen kenal dengan pejabat," katanya.
Dewa Budjana juga
mengapresiasi langkah Ganjar yang sangat peduli pada seniman di masa pandemi.
Dengan membuat Panggung Kahanan, Ganjar menurut Dewa bisa memberikan solusi
terbaik bagi para pelaku seni.
"Itu sebuah ide
yang sangat bagus, karena perhatian dari pejabat setempat untuk seniman harus
begitu. Kalau nggak, siapa lagi. Kadang seniman dan pelaku seni itu butuh
tempat mengadu dan meminta solusi," ucapnya.
Kepada para musisi
khususnya di Jawa Tengah, Dewa berpesan tidak boleh kalah dengan pandemi.
Semuanya harus tetap berkarya dan yakin pasti akan ada jalan keluarnya.
"Nggak boleh diem,
harus bikin karya terus. Yakin pasti akan ada jalan. Kondisi pandemi
mengajarkan kita memulai sesuatu yang baru dengan baik," pungkasnya.
Ganjar sendiri sepakat
dengan Dewa Budjana, bahwa pandemi memang mengajarkan semuanya untuk berubah.
Jika konser tidak bisa digelar seperti biasanya, maka pertunjukan secara daring
adalah pilihan.
"Intinya tidak
boleh diam, harus terus berkarya bagaimanapun caranya," katanya.
Ganjar membenarkan
bahwa pandemi membuat banyak seniman terdampak. Mereka yang tidak bisa
manggung, banyak yang demo dan tidak terima dengan keadaan ini.
"Ya saya bilang,
kita mesti berubah. Intinya semua harus dilakukan agar tetap survive. Ari Lasso
saja nyambi jualan siomay, Anang mau jadi youtuber dan lainnya. Benar kata mas
Dewa Budjana ini, seniman tidak boleh diam meski kondisi sulit. Semoga semua
bisa terinspirasi," pungkasnya.
# Taufiq/RGP24