Dari kiri: Ketua KSM Microbiologi
RS dr. Kariadi, dr. Iva Puspitasari,Sp.MK, KaDinas Kesehatan Kota Semarang, dr.
M. Abdul Hakam,Sp.PD dan Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman. poto: Taufiq
Semarang,LPK
Trankonmasi.com
Meningkatnya kasus
Corona virus di Indonesia secara umum maupun di Kota Semarang secara khusus,
mendorong agar masyarakat lebih waspada mencegah penularan wabah ini. Protokol
kesehatan harus senantiasa digaungkan hingga menjadi gaya hidup masyarakat di era
Covid-19 saat ini. Kewaspadaan masyarakat ini sangat diperlukan mengingat
jumlah kasus covid-19 menunjukkan lonjakan yang signifikan.
Di Kota Semarang
tercatat kasus covid-19 yang terkonfirmasi hingga Selasa 8 September 2020
mencapai 6.610 kasus, dengan rincian 507 kasus masih menjalani perawatan, 343
dari dalam Kota Semarang, dan 164 berasal dari luar Kota Semarang. Sedangkan
pasien sembuh dikabarkan mencapai 5.449 dan 654 meninggal dunia. Situasi ini
harus mendapatkan perhatian. Pemerintah pun harus bisa mengontrol wabah ini
dengan baik.
Pemerintah harus mampu
memberikan rasa tenang kepada masyarakat atas kondisi pandemi saat ini. Butuh
kerja ekstra serta rencana ke depan yang lebih jitu dalam upaya mengatasi wabah
covid-19 serta mengantisipasi dampak-dampak sosial ekonomi masyarakat yang
ditimbulkan. Selain itu, pemerintah Kota Semarang perlu memberikan pemahaman
yang kuat agar muncul kesadaran bahwa tanpa gerakan masyarakat, kebijakan
pemerintah tidak akan efektif. Sehingga dengan kesadaran semua pihak, akan
muncul satu keserasian dalam gerakan Bersama Melawan Corona.
Ketua DPRD Kota
Semarang,Kadarlusman menyatakan penanganan terhadap covid-19 di kota semarang
sudah luar biasa. Mulai14 maret 2020 hal yang tidak diduga,tidak disangka
ternyata wabah ini luar biasa sekali.
"Tidak hanya warga
semarang yang terkejut, tetapi satgas covid 19 sangat serius artinya anggaran
yang sudah dipersiapkan untuk membangun kota semarang hampir semuanya masuk
dalam penanganan covid19.
" Masing masing
OPD 90 persen harus dipotong untuk.penanganan covid 19, anggaran DPRD Kota
semarang 50 persen masuk dalam penanganan covid-19.
Di Semarang penanganan
covid19 lebih serius dibanding dengan kota kota yang lain dan kesadaran
masyarakat sekarang sudah luar biasa sekali,sehingga mereka ini sudah tidak
takut lagi dilakukan swabs, bahkan mereka itu mendatangi rumah dinas kantor kesehatan,puskesmas dan mereka lebih
paham," pungkasnya, saat menjadi nara sumber di acara prime topic Dialog
bersama Parlemen Kota Semarang dengan tema " Bersama Lawan Corona "
yang disiarkan langsung MNC Trijaya FM di ruang Mahoni lantai 2 Gets Hotel
jalan MT.Haryono no 312 - 316, Kota Semarang,Jawa Tengah, Kamis ( 10/9/2020).
Sementara KaDinas
Kesehatan Kota Semarang, dr. M. Abdul Hakam Sp.PD menjelaskan bahwa data per
10/9/2020 pasien dalam perawatan dikota semarang sejumlah 531 dalam perawatan
baik di rumah sakit maupun karantina diantaranya sejumlah
369 ber-ktp kota semarang ,161
ber-ktp luar kota, dan ada sejumalah 19 rumah sakit rujukan penanganan covid-19
yang ditunjuk pemerintah kota semarang, " jelasnya.
" Tetangga kita di
kabupaten semarang banyak juga yang dirawat rumah sakit di kota semarang. Dari
total yang terkonfirmasi ada 6815, dari semarang 5606, dari luar kota 1409.
Dari data, yang
dikarantina dirumah ada 49, yang di rawat inap sejumlah 289. jumlah tempat
tidur dirumah sakit jadi pertanyaan yang cukup serius," ujar Hakam.
Dalam dua minggu
terakhir ini ternyata data pusat dan data kota semarang tidak sinkron namun
sekarang sudah dicocokan sehingga tidak ada masalah data sudah sesuai,"
ucapnya.
Pada kesempatan sama,
Ketua Kesatuan Staff Medis (KSM) Microbiologi,RSUP dr. Kariadi Semarang,dr.Iva
Puspitasari Sp.MK mengungkapkan peekembangan covid19 dikota semarang atau jawa
tengah,kami dari KSM Microbiologi Rumah Sakit dr. Kariadi tentu saja lebih
mencermati treaching dibidang
pemeriksaan PCR rapied test.
Tamu undangan Dialog bersama
Parlemen Kota semarang di Gets Hotel ruang Mahoni. poto: Taufiq
"Sampai dengan saat ini dari WHO belum ada kepastian. RSDK
Semarang tetap memanfaatkan sistem
rujukan kita mengatasi secara komprehensip mulai dari puskesmas sampai dengan
kasus berat kita tangani," ujar Iva.
Kasus terbanyak di
ruang isolasi yang banyak perhatiannya, karena pasien yang meninggal lebih
banyak di ruang tersebut.
# Taufiq W.