Bekasi, LpkTrankonmasi.
Com
Dalam rangka
memperingati- HUT Kemerdekaan RI ke-75 .KOPRI INISA, menyelenggarakan seminar
yang bertajuk merefleksikan " Sudahkah Perempuan Indonesia Merdeka " yang diselenggarakan di Aula
PT . RISALAH MADINAH . di Kompleks pertokoan Metland Tambun Bekasi. Sabtu
(15/8/2020 )
Dengan rasa semangat
Kemerdekaan RI para kaum Hawa dalam menghadapi tantangan di era globalisasi
multidimensi dan digitalisasi ini, tentunya turut andil dalam mengembangkan
kemampuan di era teknologi dan juga
menguatkan rasa solidaritas yang tinggi mengangkat derajat sama pada kaum
Adam, dengan Emansipasi wanita, Pergerakan Mahasiswa untuk ikut
berpartisipasi dalam acara tersebut ini , Adapun prees relese dari panitia
penyelenggara yang dikutip Media Trankonmasi, yang isinya menyatakan bahwa
hampir 75 tahun Indonesia merdeka, perempuan di Indonesia masih kerap mengalami
perbudakan, diskriminasi, bahkan menjadi kekerasan karena faktor gendernya.
Penindasan terhadap
tubuh, pikiran, ruang gerak dan hasil kerja perempuan, serta pembatasan akses
dan kontrol perempuan atas informasi dan pengambilan keputusan. Mengakibatkan
perempuan terus termarjinalisasi, dan kehilangan kedaulatan atas diri dan
hidupnya sendiri.
Atas nama pembangunan,
perampasan tanah dan ruang hidup perempuan petani, perempuan nelayan, perempuan
adat, dan perempuan yang hidup di dalam dan sekitar hutan maupun komunitas
masyarakat marjinal lainnya terus berlangsung semata-mata untuk kepentingan
investasi.
Tak hanya sumber daya
alam, pengkomodifikasian manusia oleh negara mengakibatkan perempuan buruh
migran terus mengalami trafficking maupun kekerasan-kekerasan lainnya. Berbagai
situasi tersebut merupakan pelanggaran HAM dan kekerasan yang secara sistematis
memiskinkan perempuan, dan menimbulkan dampak berlapis lainnya.
Menurut Ketua Muslimat
NU Kabupaten Bekasi Vera Susanti saat temui seusai acara oleh beberapa awak
media. Mengatakan. Kab.Bekasi dan Ketua GOW turut hadir dalam acara tersebut
sebagai narasumber juga menjelaskan untuk kegiatan KOPRI ini memang secara historis
dari NU akan tetapi secara struktural ada kemampuan dirinya sendiri, untuk itu
kader-kader ini adalah yang terbaik pastinya kita harus suport," katanya.
” Kan tema nya apakah
wanita sudah merdeka?, memang pada saat ini sudah merdeka walaupun sedang dalam
proses, memang masih harus terus diperbaiki walaupun sudah kearah sana, baik
perempuan di wilayah publik maupun di wilayah politik, kebijakan pemerintah
pusat maupun daerah harus menerima pemikiran dari peran wanita," tegasnya.
Lebih lanjut. Vera Susanti, mengungkapkan, baik atau tidak nya pembangunan suatu daerah akan berdampak pada
kaum perempuan untuk itu berharap agar kaum perempuan dapat di ikut sertakan
didalam mengambil kebijakan-kebijakan tersebut," HarapVera Susanti ketua Muslimat NU dan Ketua
GOW Kabupaten Bekasi.
Hal senada yang disampaikan aktivis Fatayat yang juga seorang
dosen INISA. Faiqotul Husna, bahwa dalam acara tersebut ten sangat bagus
bagi pemuda pemudi agar kedepannya dapat memberikan rasa keadilan kepada
generasi wanita dan selanjutnya bertujuan tidak ada lagi yang memarginalkan,
karena sesungguhnya wanita itu mempunyai hak yang sama dengan laki-laki,"
tandasnya.
“Wanita mempunyai hak
yang sama dengan laki-laki tidak ada diskriminasi maupun marginal antara pria
dan wanita, karena jelas pada agama Islam dicanangkan di abad ke 5 sebelum kita
lahir disitu tidak ada memarginalkan sesama manusia karena mempunyai hak yang
sama”, ucap, faiqotul Husna.
Lebih lanjut.Faiqotul
Husna. Menambahkan, bahkan saking mengangkat derajat seorang wanita adanya
surat Anisa, disini jelas bahwa kaum wanita sangat dihargai di ajaran Islam.
Sehingga kedepan harus ada potensi yang perlu digali dari kaum perempuan dalam
berkarya, seperti bidang ekonomi, bidang politik maupun lainnya," tuturnya.
‘Ini semua menerangkan
bahwa perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki. Dalam hal ini butuh peran
penting dari pemerintah pusat untuk membantu mensosialisasikan ke pelosok
desa," harap Faiqotul Husna.
Disisi lain Ketua Kopri
PMII INISA.Reesti. saat dikonfirmasi.Mengatakan, pentingnya peran para mahasiswa khususnya
kaum hawa, dalam menguatkan hak dan derajat dalam Emansipasi wanita, tentunya
sama dengan kaum laki-laki. Menurut Saya ( Reesti-red ) bahwa perempuan berkerudung,
maupun enggak tidak ada perbedaan dan tidak ada pengaruhnya perkaya dengan
fashion dengan diri dia (kaum hawa -red ) sendiri, karena perempuan itu bisa
Merdeka terbangun karena diri sendiri.
"Kalau fashion hanya
penghias dan pelengkap diri dia sendiri, jadi nggak ada kaitannya, dan apakah
perempuan berkerudung lebih Merdeka dari perempuan tidak berkerudung, menurut
Saya ( Reesti-red ) tidak ada perbedaan yang membuat Mereka adalah diri dia
(kaum hawa -red ) sendiri, Merdeka nggak untuk diri dia sendiri, karena banyak sistem masyarakat yang membuat dia itu, nggak
Merdeka sepenuhnya sesuai fakta Gender," jelasnya.
Bagaimana wanita/
perempuan yang bekerja di luar rumah dan mengurus rumah tangganya dengan
baik...? " Ini ada konsep Mubadala, artinya konsep kesalingan , dan kenapa
banyak kasus rumah tangga bisa jadi meningkat, karena adanya peran Inverior dan
superior yang mana laki-laki ini, kekuasaan lebih atas perempuan dan jadi
laki-laki berhak atas diri perempuan, tapi diri perempuan tidak berhak atas
laki-laki "Gua (Aku-red ) Raja lho....terus apa kata Gua (ucap laki-laki
red) dan itu yang membuat perempuan terkekang , nggak bisa ekspresi diri dia
sendiri, nah Adanya sistem relasi diantara keluarga, relasi itu adalah saling
pengertian serta komunikasi yang baik, perempuan bisa mengekspresikan diri dia
sendiri, asalkan dengan komunikasi yang baik, dan contoh perihal mengurus rumah tangga dengan anak ya Khan....! Nggak harus ...itu dilimpahkan tugas
perempuan, karena anak cewek - cowok berdua, kenapa selalu melimpahkan ke cewek
saja, nggak....! adil dhong, nak seperti itu contohnya," pungkasnya.
Apa hubungannya Mungkin
Hukumnya bekerja bagi wanita dan apa
pekerjaan diperbolehkan menurut
agama, jawab Reesti, hukum asal ibadah
itu boleh, tapi hukum asal-asalan ibadah itu haram, selain ketentuan itu, tidak boleh ibadah, tapi kalau ketentuan
Muamalah manusia hukumnya boleh, jadi pekerjaan perempuan boleh, selagi tidak
melanggar ajaran-ajaran Agama Islam.
Kalau ditanya perempuan
cowoknya bekerja dimana saja dan selagi cocok dengan fash diri dia sendiri
serta bisa menjadi dia sendiri sesuai dengan skiil atau kemampuan yang dia
miliki sendiri," papar Reeti dengan ramah.
( Rhagil ASN )