Semarang,Lpk.Trankonmasi.com
Dalam rangka
memperingati Hari Lahir ( Harlah) Ke-22, Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB)
menggelar beberapa kegiatan selama dua hari yaitu Ahad dan Senin (19-20/7/2020)
berupa baksos di tengah tengah masyarakat dengan berolah raga bersepeda serta
membagikan sembako dengan mentaati protokol kesehatan yang dianjurkan oleh
pemerintah.
Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) terus mengajak seluruh warga masyarakat untuk menjalankan pola
hidup sehat, menjaga kondisi keluarga, dan senantiasa peduli sesama.
Ajakan tersebut
diwujudkan dengan gerakan olahraga dan bersepeda, membagikan masker dan hand
sanitizer. Serta memberikan bantuan paket makanan pokok (sembako) maupun uang.
Ahad, (19/7/ 2020) dan
berlanjut hari ini, Senin, (20/7/2020),
Dewan Pimpinan Cabang
Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kota Semarang membagikan 1.000 (seribu)
masker dan hand sanitizer kepada warga masyarakat. Pembagian dilakukan di titik
ramai warga masyarakat yang sedang berolahraga, terutama bersepeda. Yaitu di
kawasan Simpang Lima Semarang.
Pengurus PKB Kota
Semarang mengajak serta para kader se-Kota Semarang bersepeda bersama
memeriahkan acara untuk memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-22 PKB. Dan seluruh
kegiatan dilaksanakan mengikuti protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
“PKB mengajak seluruh
warga bangsa untuk terus menjaga jiwa raga, diantaranya dengan olahraga
bersepeda. Mari kita jaga diri dan keluarga. Mari kita tingkatkan peduli
sesama,” ujar ketua DPC PKB Kota Semarang Muhammad Mahsun dalam sambutan
singkat sebelum membagikan masker dan hand sanitizer kepada para pesepeda di
kawasan Simpang Lima Semarang, Ahad (19/7/2020).
Di pagi ahad kemarin,
ribuan orang bersepeda memadati kawasan Simpang Lima maupun jalan-jalan di Kota
Semarang. Dari pantuan situasi, semua orang tampak mematuhi protokol kesehatan.
Yakni menjaga jarak dan tidak berkerumun. Kalaupun ada perkumpulan orang, semua
mencuci tangan terlebih dulu dan memakai masker.
Aksi pengurus PKB
dilanjutkan dengan bersepeda sejauh 13 kilometer dari simpang lima. Yaitu menuju
kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk untuk menengok beberapa warga yang
menjalani karantina di rumahnya karena setelah dimasukkan kategori Orang Dalam
Pantauan (ODP). Yaitu orang yang mendapat layanan kesehatan untuk menjaga agar
tetap sehat dan tidak beresiko terkena virus corona.
“Alhamdulillah, kami
telah menengok warga yang karantina di
rumahnya. Beliau sehat-sehat saja karena memang tidak sakit. Hanya sedang
dijaga agar tidak beresiko. Kami berikan bantuan sembako dan uang. Semoga yang
sedikit itu bisa meringankan bebannya. Sebab mereka tidak bisa bekerja karena
hanya di rumah saja,” tutur Mahsun didampingi para anggota Fraksi PKB DPRD Kota
Semarang dan sedikit perwakilan pengurus partai.
Warga Genuksari yang
dikunjungi pengurus PKB Kota Semarang meminta namanya dan keadaannya
dipublikasikan. Abdul Haris dan adiknya, Muhlisin, dua warga tersebut, meminta
pemerintah janganlah membikin takut rakyat. Yaitu jangan memperlakukan setiap
orang yang terkait virus corona memakai cara yang menurutnya berlebihan.
* Pemerintah jangan over protektif *
Disebutkan Haris,
begitu dirinya mengikuti uji kesehatan
(rapid test) dan mendapat hasil “reaktif”, petugas medis langsung melakukan
tindakan yang over protective. Yakni mendatangi rumahnya memakai mobil ambulan
yang suara sirinenya sangat nyaring dengan nada mirip pengiringan jenazah. Lalu
para petugas medis memakai alat pelindung diri (APD) lengkap mirip “astronot”.
Kostum mereka seperti mau membawa pasien yang mati atau seperti mau mengubur
mayat.
“Kami ini sehat-sehat
saja. Kalau pemerintah mau menjaga kami tetap sehat dengan cara karantina,
mestinya datang dengan ramah dan sewajarnya. Jangan berlebihan begitu. Para
tetangga saya jadi ketakutan. Semua warga menjauhi, tak ada yang berani menemui
saya dan keluarga. Lagi pula, saya tidak boleh keluar rumah dan tak bisa
bekerja, namun tidak dipenuhi kebutuhan nafkah saya,” tutur Haris didampingi
adiknya, Muhalisin, yang rumah keduanya bersebelahan.
# Taufiq W.