Mahsun memberikan contoh
cara.pemakaian wastafel tanpa sentuh
Semarang - Mendengar keluhan rakyat atas perangkat cuci
tangan (wastafel) di tempat umum yang dianggap belum sepenuhnya menjamin
keamanan dari resiko penularan virus corona, Dewan Pengurus Cabang Partai
Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kota Semarang memasang wastafel tanpa sentuh di
tujuh pasar di Kota Semarang.
Yaitu Pasar Sendangmulyo Tembalang, Pasar Pedurungan, Pasar
Banjardowo Genuk. Kemudian Pasar Rasamala dan Pasar Damar Banyumanik. Lalu
Pasar Ngaliyan dan Pasar Mijen.
Sumbangan partai yang dilahirkan Nahdlatul Ulama ini
diserahkan oleh pengurus DPC PKB Kota Semarang beserta empat wakil rakyat dari
PKB, kepada para lurah atau kepala pasar setempat, yang didampingi unsur
pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kota (LPMK), pada Selasa, (5/5/2020).
Ketua DPC PKB Kota Semarang Muhammad Mahsun menyatakan,
pemerintah Kota Semarang maupun unsur swasta telah memasang wastafel di
tempat-tempat umum atau fasilitas publik.
Namun, diungkapkan Mahsun, masyarakat masih merasa kuatir resiko penularan virus.
Karena setiap tangan memegang kran. Meski yang yang cuci tangan telah memakai
sabun, tetap saja menyentuh kran lagi untuk membilas dan untuk menutup kran.
"Kran di wastafel umum selalu disentuh. Baik untuk
membuka maupun menutup. Ini dirasa mengandung resiko," ujar Mahsun
didampingi sekretaris Antoni Yudha Timor.
Mahsun menjelaskan bahwa , wastafel yang disumbangkan PKB
memiliki cara kerja unik. Yakni memakai
pedal sebagai alat pembuka kran.
"Pemakai membuka kran dengan menginjak pedal,"
terang Mahsun.
menurutnya, wastafel tersebut dibuat dan diproduksi oleh
Dewan Pengurus Wilayah (DPW PKB Jateng). Disumbangkan untuk dipasang di
pasar-pasar tradisional.
"Wastafel ini dibuat oleh kader PKB yang ahli ngelas.
Lalu diproduksi PKB untuk disumbangkan. Alhamdulillah bisa kami sumbangkan
tujuh unit hari ini," jelas Mahsun
# Taufiq W