السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه🌺
💫بِسْــــــــــــــــــمِﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم✨
💐اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّد وَعَلَى آلِ سيدنا
مُحَمَّد🌹
Tentunya bukan kebetulan bahwa nama Kota WUHAN mirip dengan
Nama Penyakit akhir zaman yang sudah dinubuwatkan oleh Nabi kita, Muhammad
Shollallaahu 'Alaihi Wasallam , yaitu penyakit AL-WAHN.
Secara bahasa, Wahn dan Wahan artinya Lemah. Selain di
hadits, istilah "Wahn" dan "Wahan" juga didokumentasikan di
AlQuran, di antaranya :
1. Q.S. 19 : 4 , tentang curhat Nabi Zakaria kepada Allah,
"Qoola Robbi innii WAHAN..." artinya
"(Zakaria) berkata, Ya Robku, sesungguhnya aku telah LEMAH....".
2. Q.S. 31 : 14 , menceritakan kondisi kehamilan seorang ibu,
"...WAHNAN 'alaa WAHNIN..." artinya "...LEMAH
yang semakin LEMAH...".
3. Q.S. 3 : 146 , tentang tidak lemah mengahadapi bencana
perang,
"...Famaa WAHANUU..." artinya "... Maka mereka
tidak menjadi LEMAH...".
Makna "Wahn" atau "Wahan" yang
didokumentasikan oleh AlQuran cenderung kepada makna "Lemah secara
Fisik", sedangkan lemah secara ekonomi atau secara kelas sosial sering
diistilahkan dengan kata "Dho'iif", maka ada istilah "Kaum
Du'afa" yakni kaum yang lemah secara ekonomi atau sosial.
Dan ketika Nabi Shollallaahu 'alaihi wasallam ditanya oleh
sahabat, apakah Penyakit Wahn itu? Maka Nabi Shollallaahu 'alaihi wasallam
menjawab : "Cinta Dunia, Takut Mati".
Dan dengan adanya Virus yang berasal dari WUHAN ini membuat
sebagian umat Islam menjadi "Cinta Dunia, Takut Mati" dengan salah
satu buktinya adalah banyak yang sibuk menumpuk barang kebutuhan hidup untuk
mengambil keuntungan duniawi.
Di antara ketakutan orang-orang akan datangnya kematian,
ternyata masih banyak orang yang mencari keuntungan duniawi. Ya, inilah salah
satu makna : Cinta Dunia, Takut Mati. AL-WAHN.
Dan penyakit WAHN yang dari WUHAN ini juga berefek kepada
kelemahan secara fisik. Virus Corona telah membuat manusia yang sehat jadi
lemah secara fisik, semakin lemah fisiknya maka semakin besar peluangnya untuk
mati. Sehingga otomatis manusia menjadi : takut virus corona, Takut sakit,
Takut antibodi gak bisa melawan, dan akhirnya takut mati.
Selain itu, salah satu ketakutan yang ada hari ini adalah
Takut di "Lockdown" sehingga kesenangan duniawi semakin berkurang,
mencari nafkah semakin susah, padahal harga-harga semakin tinggi, akhirnya
terjadi kerusuhan di Medsos antara yang Pro dan Kontra Lockdown (disingkat LD),
dan semoga kerusuhan yang ada di dunia Online tidak sampai terealita di dunia
Offline.
Mari kita belajar dari Nabi Yunus ketika beliau sempat di
Lockdown (LD) oleh Allah di dalam perut ikan paus, sehingga wajar bila fisik
Nabi Yunus saat itu menjadi sangat lemah (wahn), tanpa makanan, tanpa minuman,
tanpa teman bicara, dan kemungkinan besar sesak napas sebab kekurangan oksigen.
Nabi Yunus bukan sekedar di LD di dalam sebuah kota atau
negara, tapi ia di LD di dalam Perut ikan paus, di dalam kegelapan, dan
tentunya di dalam lautan. Nabi Yunus benar-benar sendirian tanpa ada satu pun
manusia yang bisa menolongnya, sehingga bingung karena tidak ada gambaran
solusi sedikit pun, mentok , benar-benar ter-LD secara fisik dan logika.
Untungnya Nabi Yunus 'Alaihis Salam segera sadar diri kenapa
Allah sampai me-LD nya di dalam perut ikan paus. Kalau kecerdasan PQ* dan IQ*
sudah tak berdaya menemukan solusi, maka kita harus maksimalkan penggunaan
kecerdasan EQ*, SQ*, dan RQ*, dan itulah yang dilakukan oleh Nabi Yunus.
Mari kita cerna dan sadari perjalanan proses Nabi Yunus
sebelum, ketika, dan hingga berhasil keluar dari LD yang ada...
1. Diawali dari kemarahan Nabi Yunus kepada kaumnya yang
sulit diajak untuk beriman kepada Allah.
2. Nabi Yunus mengancam kaumnya akan diberikan Azab bila tak
beriman juga.
3. Nabi Yunus lari dari kenyataan hidup dalam keadaan marah,
pergi naik kapal yang berpenumpang sudah penuh.
4. Diperjalanan terjadi badai, dan kapal harus mengurangi
jumlah penumpang, dan Nabi Yunus terpilih menjadi yang terbuang.
5. Nabi Yunus ditelan oleh ikan paus.
6. Nabi Yunus akhirnya sadar diri bahwa dia sudah berbuat
salah karena tidak bersabar tapi malah marah menyalahkan kaumnya.
7. Lalu dengan kesadaran itulah Nabi Yunus bertobat dengan
kalimat "Laa Ilaaha illaa Anta subhaanaka innii kuntu minazh
zhaalimiin", yang artinya "Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Maha Suci
Engkau, Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim".
Nah , kalimat tobat Nabi Yunus ini langsung mengundang Rahman
dan Rahimnya Allah.. sehingga selamatlah ia dari cengkraman Lockdown Ikan Paus.
Mari kita maknai secara mendalam tentang kalimat tobat ini...
kita berOBAT dengan TOBAT...
1. Laa Ilaaha Illaa Anta.
Artinya : Tidak ada Tuhan kecuali Engkau.
Penyakit : Masih banyak orang yang menuhankan uang, harta,
jabatan, jempol like, love, followers, ilmu, khayalan, dlsb..
Tobat : Ya Allah saya sadar sepenuhnya mulai hari ini bahwa
hanya Engkau Tuhan saya. Saya masih sering menuhankan diri sendiri, mencari
pujian dari makhluk, jarang memuji-Mu dengan tulus, dan saya sering ragu
tentang kemampuan-Mu atas segala sesuatu, tapi malah yakin penuh atas kekuatan
makhluk yang lemah. Padahal hanya Engkau yang mampu menggerakan ikan paus yang
besar sampai virus corona yang kecil.
2. Subhaanaka.
Artinya : Maha Suci Engkau.
Penyakit : Masih banyak yang menganggap dirinya suci, paling
benar, paling keren.
Tobat : Ya Allah, hanya Engkau Yang Maha Suci. Apapun yang
Engkau lakukan pasti adil dan benar. Tak pernah salah, tak pernah zalim.
3. Innii kuntu minazh zhaalimiin.
Artinya : Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim
(lemah dan banyak salah).
Penyakit : Masih banyak orang yang suka menyalahkan takdir
Allah, dan menyalahkan orang lain atas nasib buruk yang menimpa dirinya.
Tobat : Berhentilah menyalahkan orang lain, apalagi
menyalahkan Allah, berhentilah berdebat merasa paling hebat, berhentilah
menyalahkan pemerintah dan ulama, berhentilah membanding-bandingkan antara
kinerja Gubernur dan Presiden, berhentilah marah-marah kepada orang yang belum
dapat hidayah, berhentilah merasa diri paling benar, berhentilah lari dari
kenyataan, dan perbanyaklah introspeksi, muhasabah, pengakuan akan kelemahan
dan kesalahan diri.
Di Era pra LD atau pas LD nanti, maka perbanyaklah Dzikir
Nabi Yunus, bukan sekedar dibaca tapi dipahami dan dihayati sepenuh hati.
Yuk kita Ber-OBAT dengan TOBAT melalui kalimat Dzikir Nabi
Yunus, dengan mental mengurangi cinta kepada dunia sehingga takut mati, tapi
justru menambah cinta kepada Allah sehingga rindu jannah-Nya Allah yang
dipenuhi kegembiraan.
"Laa Ilaaha Illaa Anta subhaanaka innii kuntu minazh
zhaalimiin..." (bacalah sebanyak-banyaknya, sepenuh perasaan,
seyakin-yakinnya, dan setunduk mungkin kepada Allah)
Kalau mayoritas umat Islam merutinkan Dzikir ini maka In syaa
Allaah , Allah akan berkenan mengeluarkan kita semua dari cengkraman Lockdown
Perut Pandemik Covid-19 ini. Aamiin yaa Allaah yaa robbal aalamiin...
Sumber :
Ustadz Muhammad Reza Adrianto
(Ojin)