Foto LPKTrankonmasi.com: Kantor Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan
Semarang Utara, Kota Semarang.
Semarang – Diduga terjadi kesemrawutan dalam pembagian bantuan
paket sembako di Kota Semarang. Hal ini terjadi dikarenakan adanya dugaan database
warga penerima paket sembako yang semrawut. Berakibat pada proses pembagian
paket sembako pada prakteknya diduga memanas dan semrawut tidak sesuai dengan harapan
dan perencanaan.
Dari hasil wawancara awak media LPKTrankonmasi.com beberapa RT
dan RW di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara bahwa mereka sebagai
perangkat terendah dalam pemerintahan kurang begitu paham terkait semrawutnya
realisasi penerima paket sembako yang
dibagikan oleh pemerintah Kota Semarang.
Karena dari paket sembako (pasem) sebanyak 5.773 pasem yang
diterimakan di Kelurahan Tanjung Mas, data muncul banyak yang ganda. Ada juga
yang harusnya tidak berhak menerima masih muncul namanya.
“Ya itu mas. Banyak yang muncul double nama. Trus ada nama
yang sudah meninggal juga muncul. Nama yang PKH masih muncul juga. Lalu ada
yang penerima pensiun. Kan penerima pensiun itu tidak mungkin kena PHK karena
tiap bulan masih terima,” jelas Mas Mus, tukang tembel ban yang mangkal di RW
10.
Karena kebingungan beberapa perangkat setingkat RT dan RW,
akhirnya muncul beberapa alternatif pilihan modifikasi bantuan dari perangkat
tersebut. Yaitu dengan membagi 2 paket sembako yang diterima. Yang harusnya 84
pasem, bisa menjadi 168 paket dan bisa mengurangi dampak memanasnya di warga.
“Kendala yang kami alami, data yang diajukan tidak sesuai
dengan harapan. Sebab, kita sebagai perangkat RW tidak ada pengajuan data kok
sudah muncul nama. Sedangkan nama – nama warga yang kita ajukan malah tidak
ada. Pengajuan kita sebanyak 203, namun yang terealisasi hanya 84,” jelas
Parman, Ketua RW 12 Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara saat di
temui wartawan di kediamanya.
Disampaikan pula oleh Parman, bahwa untuk mengatasi
kebingungannya, maka muncul inisiatif untuk dibagi dua dalam pembagiannya
kepada warganya, karena jumlahnya yang minim.
“Ya akhirnya kita bagi 2 mas mas. Paket sembako itu. Ya
mungkin itu tidak sesuai juklaknya. La tapi bagaimana lagi. Dari pada warga
saya makin memanas? La itu di RW sebelah malah ada kelebihan paket. Dari 400
pengajuan yang terealisasi malah 600. Ternyata muncul nama double,” ungkap
Parman.
Data yang diperoleh, untuk Kelurahan Tanjung Mas sendiri,
dari total 5.773 pasem, data yang diusulkan adalah sebanyak 3.525 dan data yang
dari pemkot melalui Dinas Sosial adalah sebanyak 1.628. Dari perikanan sebanyak
491 dan dari Disnakertrans Kota Semarang sebanyak 296.
Sementara secara keseluruhan, di Kecamatan Semarang Utara
dari 13.741 paket sembako yang diterima masing – masing kelurahan paket sembako
paling banyak Kelurahan Tanjung Mas dengan 16 RW sebanyak 5.773 pasem dan
paling sedikit di Kelurahan Panggung Lor dengan 103 pasem.
Secara detail, yang dibagikan ke tiap – tiap kelurahan adalah
sebanyak 872 di Kelurahan Bulu Lor, Plamongan 786, Panggung Kidul 721, Panggung
Lor 103, Kuningan 1.440, Purwosari 525, Dadapsari 622, Bandarharjo 2.899 dan
Kelurahan Tanjung Mas sebanyak 5.773.
(Absa-Smg)