Apa itu fast charging - overcharging/pricebook/tr.com |
Magelang, tr.com - (25/12/2019) Baterai adalah salah satu hal penting pada ponsel, bahkan bisa menjadi alasan memilih ponsel tertentu. Dari mulai daya tahannya sampai dengan durasi pengisian ulangnya.
Pabrikan ponsel kini berlomba-lomba menggunakan baterai berkapasitas besar pada ponsel buatannya, dan melengkapinya dengan teknologi pengisian cepat. Berikut adalah fakta-fakta mengenai baterai ponsel.
Suhu tinggi bisa merusak baterai
Panas bisa dibilang adalah musuh utama baterai. Baterai yang terpapar suhu tinggi secara terus menerus disebut bakal mempunyai daya tahan yang lebih pendek dari biasanya.
Dalam kasus yang ekstrim, suhu tinggi ini bisa memicu overheat pada baterai dan berujung pada meledaknya baterai tersebut.
Fast charging tak merusak baterai
Tiga atau empat tahun yang lalu, hampir semua ponsel yang ada di pasaran lazimnya menggunakan charger 5 sampai 10 watt. Namun kini, 18 watt seperti menjadi sebuah standar fast charging yang paling rendah.
Beberapa ponsel sudah dilengkapi charger yang bisa menghantarkan daya mencapai 40 atau bahkan 50 watt. Daya sebesar ini membuat baterai ponsel bisa diisi ulang dari kosong sampai penuh dalam waktu 1 jam saja. Apakah berbahaya?
Tidak, sejumlah ahli menyebutkan teknologi semacam ini tidak merusak baterai kecuali ada masalah teknis di baterai atau chargernya. Namun jika semua berfungsi normal, fast charging tidak akan merusak baterai, baik dalam jangka pendek ataupun panjang.
Fast charging tak merusak baterai karena teknologi menyesuaikan sifat baterai. Baterai akan mempunyai beban berat saat diisi ulang, terutama setelah terisi setidaknya 80%, dan beban inilah yang bisa berdampak pada menurunnya daya tahan baterai.
Overcharge itu sangat sulit terjadi
Overcharging, atau mengisi baterai secara terus-menerus setelah baterai penuh, sering dianggap menjadi penyebab rusaknya sel baterai dan berujung pada merosotnya kemampuan baterai ponsel.
Menurut pakar, overcharging ini bisa dibilang adalah hal yang mustahil terjadi. Dengan catatan, semua sistem pada baterai dan charger berfungsi dengan normal.
Menurut Venkat Srinivasan, peneliti baterai di Argonne National Laboratory, sistem manajemen baterai ponsel saat ini sudah desain untuk menyetop arus listrik saat kapasitas baterai sudah terisi penuh, dan menghindari terjadinya overcharging.
"Kecuali ada yang salah dengan sirkuit baterai, Anda tak bisa meng-overcharge sebuah ponsel modern. Mereka punya perlindungan yang tersimpan (pada sistem) untuk menghindari terjadinya hal semacam itu," ujar Srinivasan.
Jangan biarkan baterai ponsel sampai kosong
Pada teknologi baterai jadul, biasanya pengguna disarankan untuk mengosongkan kapasitas baterainya secara rutin yang bertujuan untuk mengkalibrasi baterai. Namun kini, mengosongkan baterai itu tak perlu lagi dilakukan pada ponsel modern.
Faktanya, mengosongkan baterai itu malah akan memicu reaksi kimia yang bisa memperpendek daya tahan baterai. Untuk itulah, sistem manajemen daya ponsel biasanya akan mematikan ponsel secara otomatis saat kapasitas baterai sudah mencapai tahap tertentu.
Karena itulah, pengguna disarankan untuk mengisi ulang baterai ponselnya sebelum benar-benar habis. Penting banget nih!
Tr.com
Tr.com
sumber by detik.com
hda/hda
hda/hda