Magelang, lpktrankonmasi.com – Bersama-sama masyarakat sekitar Gunung Kuli,
Lembaga Disabilitas (LDI) Magelang dan Organisasi Laskar Dewe’an Familia (LDF)
akan menggelar kegiatan bhakti sosial yang belokasi di Gunung Kuli pada hari
Minggu (6/10/2019).
Gunung Kuli sebagai Kampung Rintisan Desa Wisata Alam Budaya Ternak. Oleh
karenanya, dibuat Sadar Wisata Desa Podosoko dengan Landmark Gunung Kuli. Gunung
Kuli memiliki sisi sejarah dan budaya yang
sangat tinggi sejak zaman kerajaan Mataram hingga revolusi kemerdekaan. Konon,
menurut tutur pinutur sesepuh desa, leluhur Desa Podosoko adalah ksatria dari
kerajaan Mataram. Yakni, Dipokusumo dan Diposakti. Keduanya bermukim serta
tinggal di Gunung Kuli.
“Hingga keduanya meninggal dan
disemayamkan di Gunung Kuli. Keduanya meninggalkan warisan keahlian yang hingga
kini diteruskan oleh warga desa. Yaitu, membuat gula aren dan gula semut serta
beternak sapi. Bahkan, keduanya juga meninggalkan tradisi sinatan manggar,
tradisi panen manggar (bunga kelapa) untuk membuat gula aren atau gula semut,”
kata seorang warga
Tradisi sinatan manggar, sudah menjadi ciri khas Kecamatan Sawangan. Biasanya,
diselenggarakan pada sedekah bumi serta pengajian pada bulan Sapar yang dipusatkan
di sekitar Gunung Kuli yang selama ini sudah dikenal sebagai wisata religi.
Konon Gunung Kuli mempunyai cerita yang hingga kini dipercaya oleh warga
setempat. “Konon, Gunung Kuli pada zaman penjajahan Belanda hingga Jepang,
ketika penduduk Podosoko berjuang dan dibombardir ditembaki pesawat musuh,
penduduk desa bersembunyi di Gunung Kuli. Semua warga selamat dan bom pesawat
musuh tidak bisa menyentuh Gunung Kuli,” papar seorang warga.
Cerita lain yang juga dipercaya, ketika Merapi akan meletus, Gunung Kuli
memperlihatkan tanda-tanda peringatan kepada penduduk sekitar. “Ketika Merapi
dulu meletus, banyak warga yang mengungsi ke Gunung Kuli.”
Untuk diketahui, asal nama Gunung Kuli adalah Ngungkuli atau melebihi
atau lebih tinggi. Tinggi Gunung Kuli sekitar 700 mdpl. Hanya berjarak kurang
lebih 15 km dari puncak Merapi.
“Entah Gunung Kuli menyimpan misteri apa, namun bagian misteri tersebut,
ikut membangun akar budaya masyarakat Desa Podosoko,”tutur seorang warga yang
tidak mau disebut namanya.
(Agung Libas)